Mata uang euro dan pound melonjak menyusul berita tersebut, yang menempatkan dolar AS berada di bawah tekanan
New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor percaya bahwa Inggris dan Uni Eropa (UE) akan mencapai kesepakatan sebelum Brexit berlaku.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan pada Kamis (22/11) sore bahwa dia akan melakukan "segala yang mungkin" untuk memberi warga Inggris kesepakatan Brexit yang telah "dalam genggaman."
Dalam pernyataannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Inggris (House of Commons), May mengatakan bahwa rancangan kesepakatan yang disetujui Inggris dengan Uni Eropa, adalah baik untuk kedua pihak, "mengakhiri gerakan bebas sekali dan untuk selamanya. Inggris setuju dengan Uni Eropa, yang baik untuk kedua belah pihak, "mengakhiri gerakan bebas sekali dan untuk selamanya."
Inggris dan Uni Eropa pada prinsipnya setuju untuk teks yang menetapkan hubungan masa depan mereka sebelum pertemuan puncak pada Minggu (25/11), menurut laporan media.
Mata uang euro dan pound melonjak menyusul berita tersebut, yang menempatkan dolar AS berada di bawah tekanan.
Indeks dolar AS, sebut Xinhua, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,23 persen menjadi 96,4872 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,1405 dolar AS dari 1,1388 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2876 dolar AS dari 1,2780 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia jatuh ke 0,7253 dolar AS dari 0,7264 dolar AS.
Dolar AS dibeli 112,95 yen Jepang, lebih rendah dari 113,07 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9943 franc Swiss dari 0,9944 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,3195 dolar Kanada dari 1,3254 dolar Kanada.
Baca juga: Dolar AS melemah tertekan data ekonomi negatif
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018