Jakarta (ANTARA News) -- Pemerintah Prancis menyatakan komitmennya untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mencapai target kontribusi EBT sebesar 23 persen pada 2025 Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Presiden French Renewable Energy Group for Indonesia (FREGI) Christophe Comte di acara Indonesian French Workshop 2nd Edition di Jakarta, Kamis.
"FREGI terdiri dari para pemangku kepentingan yang berada di seluruh siklus kerja industri EBT. Untuk itu, kami siap membantu pemerintah Indonesia capai target tersebut," ujar Christophe.
Didirikan di Jakarta pada 2017, FREGI merupakan asosiasi perusahaan Perancis yang memiliki misi untuk berinvestasi di industri EBT dan merupakan bagian dari badan energi terbarukan terbesar di Perancis, Syndicate for Renewable Energy (SER).
Christophe melanjutkan, dirinya optimistis bahwa Perancis mampu menyediakan berbagai solusi untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia sebagai bagian dari upaya pemerintah wujudkan ketahanan energi nasional.
"Visi Nawacita Presiden Joko Widodo tentunya menjadi panduan untuk wujudkan pemerataan energi di seluruh Indonesia," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Harris menyampaikan, pihaknya menyambut baik peluang kerjasama, namun dengan tetap mengedepankan energi yang terjangkau bagi masyarakat.
"Pemerintah Indonesia selalu berusaha semaksimal mungkin dalam memastikan ketahanan energi bagi seluruh masyarakat melalui pendekatan 4A, yaitu Availability, Accessibility, Acceptability, dan Affordability," ungkap Harris.
Pemerintah telah berhasil mewujudkan pemerataan energi, khususnya listrik yang layak, bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Pasalnya, hal ini dapat terlihat lewat peningkatan rasio elektrifikasi dari 2010 hanya sebesar 67,2 persen hingga 2018 telah mencapai 98 persen, dengan target 99 persen pada 2019.
Sementara itu, bauran energi nasional masih dipuncaki oleh batubara (58,6 persen) diikuti oleh gas bumi (22,48 persen), EBT (12,7 persen), dan minyak bumi (6,18 persen).
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018