Jakarta (ANTARA News) - Gempa bumi yang terjadi di Bengkulu pada Rabu malam, sekitar pukul 18.10 WIB, menurut laporan Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Departemen Kesehatan (Depkes), sekurangnya telah menyebabkan seorang korban meninggal dunia di Kabupaten Bengkulu Utara, namun jatidiri korban belum diketahui. "Dari pendataan sementara kami, di Bengkulu Utara satu korban meninggal dunia, lima luka berat, dan puluhan gedung rusak," kata Kepala PPK Depkes, dr Rustam S Pakaya, MPH kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu malam. BMG mencatat gempa bumi berkekuatan 7,9 skala Richter (SR) yang terjadi Rabu sekitar pukul 18:10 WIB itu, pusat gempa di dalam laut dengan kedalaman sekitar 10 km dan berada di 4.67 Lintang Selatan (LS) - 101.13 Bujur Timur (BT) atau 159 km Barat Daya Bengkulu. Sedangkan Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) juga mendeteksi gempa yang getarannya terasa di Jakarta itu berkekuatan 7,9 SR. Rustam S Pakaya yang sedang dalam perjalanan menuju Bakornas guna mengikuti pertemuan koordinasi yang disebutkan langsung dipimpin Menko Kesra itu menjelaskan bahwa PPK Depkes, Rabu malam ini telah menyiapkan sekurangnya 4-5 ton Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan makanan siap saji, untuk dibawa ke Bengkulu. "Besok (13/9) pagi, obat-obatan dan makanan siap saji diterbangkan dengan pesawat Hercules," katanya dan menambahkan bahwa pada Rabu malam ini juga telah diberangkatkan staf lewat jalur darat, termasuk menggerakkan PPK Regional Palembang untuk membantu. Berdasarkan laporan paling akhir yang diterima, situasi di Kota Bengkulu aman, namun gelap gulita karena listrik padam, dan sarana komunikasi di beberapa tempat terputus. "Dan BMG juga telah mencabut status waspada tsunami karena telah lewat dua jam dari peristiwa gempa," demikian Rustam S Pakaya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007