"Pelaku terorisme masuk dengan memanfaatkan lemahnya sistem pengawasan di perbatasan. Karena itu, kita harus tingkatkan pengawasan. Masyarakat harus ikut berperan aktif," katanya dalam Dialog Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme di Kawasan Perbatasan di Kota Batam, Kamis.
Menurut dia, sebagai daerah yang berbatasan laut dengan empat negara tetangga, Malaysia, Singapura, Kamboja dan Vietnam, Kepri rawan masuknya paham radikal. Apalagi, di Kepri terdapat sedikitnya 125 pelabuhan ilegal yang menjadi tempat lalu lintas berbagai hal dari dalam ke luar negeri, dan sebaliknya.
Ia mengatakan, wilayah perbatasan harus menjadi garda terdepan dalam pengawasan penyebaran jaringan teroris. Semua pihak harus meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas orang, bahan peledak dan dana ilegal.
Wagub berharap setiap pihak, termasuk pemerintah daerah, aparat keamanan dan masyarakat, dapat meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam penanganan paham radikal.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Reni Yusneli mengatakan ada kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai paham radikal, kemudian ingin memecah belah masyarakat.
"Tapi itu jangan sampai terjadi karena masyarakat sudah bersatu dan berkomitmen sebagai satu negara yaitu NKRI," kata dia.
Menurut Reni, Indonesia adalah bangsa yang hidup dalam suasana pluralitas suku, ras, budaya dan agama sehingga terbiasa dengan perbedaan. Semua elemen masyarakat dapat menerima perbedaan dan hidup berdampingan secara damai.
Prinsip ini, kata Reni, sudah ada sejak lama dan berjalan baik, dengan semangat kesatuan yang terekspresikan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Tapi selalu ada yang mengganggu dengan radikalisme. Memang tidak ada satupun negara yang bebas dari ancaman radikalisme. Oleh karena itu kita harus tetap waspada dan berhati-hari terhadap ancaman apapun," kata Reni.
Baca juga: BNPT ajak kepala daerah aktif cegah terorisme
Baca juga: Mahasiswa diminta lakukan kontranarasi lawan radikalisme-terorisme
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018