Share Jawa juga masih tinggi untuk ekonomi. Pemerintah sudah berupaya membangun konektivitas dari pinggiran, yang dilakukan untuk menyambungkan pulau-pulau
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menilai pertumbuhan ekonomi inklusif untuk mewujudkan cita-cita pembangunan menghadapi tantangan besar dari sisi konektivitas antarpulau di Indonesia.
Mardiasmo dalam seminar nasional The Consumer Banking Forum di Jakarta, Kamis, mengatakan wilayah Indonesia yang sangat luas menjadi tantangan terbesar dalam mewujudkan ekonomi inklusif.
Ekonomi yang inklusif merupakan kondisi di mana kesempatan masyarakat untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan menjadi lebih terbuka dan meluas, terutama bagi mereka yang memiliki berbagai keterbatasan secara ekonomi.
Melalui ekonomi yang bersifat inklusif, lanjut Mardiasmo, dampak pembangunan akan dapat menetes dan dirasakan hingga ke masyarakat yang berada di kelompok terbawah.
Ia menjelaskan ekonomi inklusif akan mampu diraih salah satunya apabila konektivitas yang menghubungkan antarpulau di Indonesia dapat terwujud dengan baik.
"Share Jawa juga masih tinggi untuk ekonomi. Pemerintah sudah berupaya membangun konektivitas dari pinggiran, yang dilakukan untuk menyambungkan pulau-pulau," kata Mardiasmo.
Dalam kesempatan yang sama, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menilai kebijakan pembangunan tol laut yang diinisiasi pemerintah untuk membangun konektivitas masih belum berdampak.
Ia menilai tol laut belum mampu menurunkan ongkos logistik karena tidak terjadi peralihan transportasi angkutan dari darat ke laut.
"Sekitar 90 barang di Indonesia masih diangkut menggunakan truk. Padahal secara global 70 persen barang itu diangkut menggunakan kapal," ujar dia.
Baca juga: IEF: konektivitas kunci tingkatkan pembangunan
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018