Pangkal Pinang (ANTARA News) - Total ekspor timah Indonesia keluar negeri hingga semester I tahun 2007 mencapai 37.000 ton, kata Dirjen Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka (ILMTA), Ansari Bukhari, Rabu. Saat meresmikan pabrik tin solder PT Bangka Solder Industry, di Pangkal Pinang, dirjen menjelaskan bahwa ekspor itu dilakukan dalam bentuk ingot. Karena itu secara umum tidak terjadi peningkatan luar biasa. "Hanya memang harga timah saja yang lebih baik," katanya. Dia mengatakan pada 2006 produksi timah di Indonesia mencapai 65.000 ton dan lebih 60.000 ton di antaranya diekspor keluar negeri. "Kurang dari 5.000 ton yang diolah di dalam negeri," ujar dia. Dia mengatakan industri hilir timah termasuk yang perlu didukung dalam pengembangannya. Oleh karena itu, sesuai dengan PP Nomor 1 Tahun 2007, pemerintah akan memberikan insentif kepada beberapa industri termasuk untuk industri hilir timah. "Diharapkan berdirinya pabrik solder di Bangka ini dapat menjadi andalan bagi industri lain didalam negeri," ujar dia. Menurut dia, akan jauh lebih baik jika kawasan dimana pabrik tin solder dibangun dijadikan kawasan industri timah terpadu mulai dari hulu sampai hilir. Mengenai ketersediaan bahan baku, ia mengatakan sesuai dengan peraturan yang ada, ekspor dalam bentuk pasir timah memang tidak diperbolehkan, namun dalam bentuk ingot masih diperbolehkan. "Ke depan kita harap produk yang diekspor lebih ke produk hilir dari industri timah ini," ujar dia. Gubernur Bangka Belitung, Eko Maulana Ali juga mengatakan, pihaknya merencanakan kawasan Sungai Liat, Pangkal Pinang, tersebut untuk dijadikan kawasan industri terpadu timah, tempat industri hulu dan hilir menjadi satu sehingga ada efisiensi dalam produksinya. Oleh karena itu, dia meminta Dirjen Perhubungan Laut Departemen Perhubungan untuk segera merubah Pelabuhan Jelitik menjadi pelabuhan umum, dimana infrastruktur seperti jalan dan dermaga yang memadai dapat dibangun dengan menggunakan dana APBN, karena pembangunan pelabuhan tersebut sebelumnya didanai oleh APBD sebesar Rp14 miliar. Presiden Komisaris PT Bangka Solder Industry, Hidayat Arsani sendiri mengatakan, untuk meningkatkan daya jual timah tentunya industri hilir perlu segera dikembangkan. Oleh karena itu, perusahaannya akan mencoba mencukupi kebutuhan kawat timah dalam negeri dengan memproduksi tin solder sebanyak 120 ton per bulannya. "Kemungkinan dalam waktu dekat akan kita tingkatkan kapasitasnya. Termasuk membuat produk hilir lainnya seperti peluru," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007