Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Yusron Ihza Mahendra, di Jakarta, Rabu, berpendapat siapa pun pengganti PM Shinzo Abe yang pada Rabu (12/9) mengundurkan diri, bisa menguntungkan posisi Indonesia. "Setidaknya, dari beberapa nama yang muncul jadi calon Perdana Menteri Jepang penerus Shinzo Abe itu, terutama Yasuo Fukuda (mantan Mensekab dan anak kandung mendiang PM Takeo Fukuda) maupun Taro Aso (kini Menteri Luar Negeri), punya hubungan khusus dengan berbagai kalangan Indonesia," katanya. Komisi I DPR RI, kata Yusron sebelumnya sudah dapat menduga pengunduran diri tersebut, terutama setelah masalah yang muncul di kalangan anggota kabinet Abe, kekalahan LDP dalam Pemilu, dan juga kontroversi pengiriman misi Pasukan Bela Diri Jepang ke Afganistan. "Meskipun begitu, berita pengunduran diri Abe tetap mengejutkan. Namun begitu, saya dan tentunya juga teman-teman di Komisi I DPR RI berharap bahwa pengunduran diri Abe tidak akan mempengaruhi hubungan baik RI-Jepang," katanya. Yusron Ihza Mahendra juga berkeyakinan, pengganti Shinzo Abe bakal melanjutkan dan bahkan meningkatkan hubungan baik dengan Indonesia, apalagi awal 2008 nanti merupakan peringatan setengah abad hubungan kedua negara. "Saya berharap begitu, dan untuk ini saya optimis. Termasuk juga mengenai EPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi) yang baru ditandatangani saat Shinzo Abe dan rombongan pebisnis terkemuka Jepang datang di Jakarta bulan lalu," ujarnya. Yusron Ihza Mahendra lalu menunjuk dua kandidat utama yang kini tengah "digadang" elit politik Jepang untuk meneruskan kepemimpinan Shinzo Abe sebagai perdana menteri negara matahari terbit tersebut. "Tentang pengganti Shinzo Abe, dua nama yang telah sering disebut, adalah Yasuo Fukuda dan Taro Aso. Saya sendiri baru saja berbicara tentang banyak hal dengan Fukuda sekitar 45 menit saat dia berkunjung ke DPR RI minggu lalu," ujar mantan jurnalis yang pernah bertugas cukup lama di Jepang tersebut. Dengan Taro Aso dan Shinzo Abe, kata Yusron Ihza Mahendra, juga pernah bertukar pikiran, termasuk ketika bertemu dalam jamuan makan malam di Istana Kaisar, saat kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Jepang. "Tetapi yang menarik tentu tentang Yasuo Fukuda. Putra mantan PM Takeu Fukuda ini kini populer di Jepang sebagai sosok politisi yang kalem dan cukup dikenal Indonesia. Kandidat berikutnya pun, yakni Taro Aso punya kans besar, karena dia ini orang yang energik," tutur Yusron Ihza Mahendra. Malah, menurutnya, Taro Aso sempat menyatakan, Indonesia merupakan negara penting bagi Jepang. "Makanya, dia berharap akan ada lebih banyak lagi orang dan politisi RI yang bisa diajak `berbicara` dengan Jepang, demi peningkatan hubungan kedua negara," tambah Yusron Ihza Mahendra. Selanjutnya, mengenai Shinzo Abe sendiri, menurutnya, merupakan seorang yang tergolong pekerja dan mempunyai pandangan ke depan serta cukup memiliki banyak pengetahuan tentang Asia Tenggara, termasuk Indonesia. "Saya kenal beliau sejak dia masih menjabat Menteri Sekretaris Kabinet (Mensekab), dan kami pernah berbicara banyak tentang masalah-masalah geo-politik dan geo-ekonomi serta energi. Termasuk juga tentang kemungkinan pengembangan Selat Sunda dan Selat Lombok sebagai alternatif bagi Selat Malaka," urai Yusron Ihza Mahendra. Saat Shinzo Abe berada di Jakarta beberapa waktu yang lalu, demikian Yusron Ihza Mahendra, tidak sempat ketemu karena ada acara parlemen ke luar negeri. "Tetapi yang jelas, siapa pun yang akan jadi PM yang baru di Jepang, tentu ini masalah domestik Jepang dan kita tidak berhak mencampuri. Kita di Indonesia hanya berharap, siapa pun yang jadi, hubungan kedua negara akan terus terjaga dan semakin meningkat," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007