Ketidakpastian Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) serta perang dagang AS-Tiongkok membuat investor khawatir terhadap ekonomi global sehingga memburu mata uang yang masuk dalam kategori 'safe haven', seperti dolar AS
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah sebesar 15 poin menjadi Rp14.598 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.583 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan dolar AS masih menjadi incaran pelaku pasar di tengah masih adanya kekhawatiran melambatnya ekonomi global.
"Ketidakpastian Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) serta perang dagang AS-Tiongkok membuat investor khawatir terhadap ekonomi global sehingga memburu mata uang yang masuk dalam kategori 'safe haven', seperti dolar AS," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, apresiasi dolar AS relatif masih terbatas menyusul munculnya pernyataan terbaru dari salah satu pejabat the Fed yang bernada dovish terhadap kebijakan suku bunganya.
"Laju dolar AS tertahan komentar wakil ketua Federal Reserve Richard Clarida dan Presiden Fed Dallas Robert Kaplan yang mengatakan suku bunga mendekati tingkat netral," katanya.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan laju rupiah yang tertahan juga memfaktorkan aksi spekulan yang mengambil posisi ambil untung.
"Dalam beberapa hari terakhir ini, rupiah masuk dalam tren penguatan, situasi itu memicu ambil untung spekulan," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (21/11), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.618 dibanding sebelumnya (19/10) di posisi Rp14.586 per dolar AS.
Baca juga: Pelemahan rupiah dinilai wajar, ada aksi ambil untung
Baca juga: Ekonom sebut pelemahan rupiah karena faktor global dan domestik
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018