Farah sudah memutuskan mengundurkan diri dari nomor lari jarak sejak 2017 karena ingin berkonsentrasi secara penuh di nomor maraton.
Dalam lomba tahun ini, Farah berada di urutan ketiga dengan catatan waktu dua jam enam menit dan 21 detik, memecahkan rekor Inggris milik Steve Jones yang diciptakan pada 1985, tapi terpaut lebih lambat lebih dari dua menit di belakang sang juara Eliud Kipchoge yang memecahkan rekor dunia dengan waktu 2:01.39 detik.
Enam bulan kemudian, Farah meraih gelar juara untuk pertama kalinya di nomor 26,2 mil saat menjuarai Chicago Marathon pada September lalu dengan catatan waktu 2:05,11 detik, sekaligus memecahkan rekor Eropa.
"Saya senang bisa menegaskan bahwa saya akan kembali berlomba di Virgin Money London Marathon tahun depan," kata Mo Farah dalam pernyataannya seperti yang dikutip Reuters.
"Saya sudah berulang kali mengatakan bahwa berlomba di London sangat istimewa bagi saya dan London Marathon memberi saya kesempatan untuk berlari di hadapan para penggemar saya, jalan di daerah sendiri, dimana suasananya tidak ada di tempat lain.
"Saya merasa sudah mencapai kemajuan tahun lalu, menempati urutan ketiga di London pada April, lalu meraih gelar juara di kejuaraan maraton penting di Chicago, Oktober. Memecahkan rekor Ingris dan Eropa menambah rasa percaya diri bahwa saya bisa bersaing menghadapi pelari maraton terbaik dunia.
"London adalah event yang selalu diikuti atlet berkelas dunia dan saya berharap seperti itu juga pada 2019 dan saya sudah tidak sabar menghadapinya," kata Mo Farah.
Farah yang berusia 35 tahun, adalah atlet peserta pertama yang diumumkan oleh panitia pada lomba yang akan berlangsung pada 28 April 2019.
Baca juga: Farah kembali juara dunia lari di 10.000 m
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018