Jakarta (ANTARA News)- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore, turun tipis tujuh poin menjadi Rp9.417/9.440 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.410/9.435 per dolar AS.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, pasar masih belum bergariah, karena sebagian besar pelaku masih menunggu indikator ekonomi AS dan rencana bank sentral AS (The Fed) yang akan menurunkan suku bunganya.
Pelaku pasar optimis indikator ekonomi AS cenderung melemah yang memicu The Fed pada pertemuan 18 September nanti akan menurunkan suku bunganya, katanya.
Rencana The Fed, lanjut dia menurunkan suku bunga diperkirakan akan memicu rupiah menguat, namun untuk bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS diperkirakan agak sulit.
Rupiah yang stabil diperkirakan berkisar antara Rp9.200 sampai Rp9.400 per dolar AS, ujarnya.
Pelaku pasar, menurut dia, masih berspekulasi membeli dolar AS dalam jumlah yang kecil setelah hari sebelumnya memburu mata uang asing itu.
Karena itu, kata dia, pelemahan itu hanya sementara dan bila telah terjadi penurunan bunga the Fed, rupiah akan kembali menguat.
Para pelaku pasar memperkirakan penurunan bunga the Fed hanya 25 basis poin, meski sebagian pelaku lain mengatakan penurunan bisa mencapai 50 basis poin.
"Kami mengharapkan likuiditas pasar akan semakin baik," apalagi dengan pencairan dana dari The Fed dan ECB (Bank sentral Eropa, ucapnya.
Selain itu, masuknya investor asing ke pasar domestik yang menempatkan dana barunya dalam jangka panjang akan memicu rupiah terus membaik, ucapnya.
Pada hari ini dolar AS terhadap yen menjadi 114,11 dari sebelumnya 114,40 dan euro diperdagangkan 1,3834 dari 1,3853.
Penguatan dolar AS, karena pelaku memperkirakan The Fed jadi menurunkan suku bunganya, katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007