Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh dari berbagai sektor di antaranya peneliti dari UGM Dr AH Bambang Setiadji MSc, Marzuki Alie dan HM Darmizal MS mendeklarasikan terbentuknya Dewan Kelapa Indonesia (Dekindo). "Mengaktifkan usaha kelapa merupakan pemberdayaan masyarakat dan pendirian Dewan Kelapa Indonesia adalah hal yang mutlak," kata Ketua Dekindo, Bambang Setiadji, di Jakarta, Rabu. Pria yang meneliti kelapa sejak 1979 itu mengatakan, program pengembangan industri rakyat berbasis kelapa akan melibatkan petani kelapa di daerah yang memiliki potensi kelapa. Program itu dikembangkan dengan menitikberatkan tumbuhnya industri berbasis rumah tangga sehingga nantinya kelapa dapat memberikan nilai tambah yang signifikan dalam mensejahterakan petani kelapa. "Dan juga menjadikan kelapa sebagai salah satu komoditi unggulan yang dapat meningkatkan income per kapita nasional," kata Bambang. Selama ini kelapa dikenal sebagai pohon yang seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Menurut Bambang, sementara ini kelapa hanya dimanfaatkan oleh petani secara tradisional dengan menjual kelapa utuh. "Selama ini pemerintah hanya melihat produk kelapa identik dengan kopra yang dihasilkan sehingga program-program pemerintah tidak mendorong masyarakat untuk meningkatkan nilai tambah dari kelapa," katanya. Padahal bila kelapa diolah secara terpadu kelapa akan menjadi produk yang banyak menghasilkan produk turunan di antaranya minyak goreng, obat, kosmetika, briket arang tempurung, VCO, nata de coco, dan liquid smoke. Hingga kini luasan lahan kelapa di Indonesia sebesar 3.712 juta ha dan merupakan lahan terluas di dunia untuk produk kelapa. Sebanyak 96,6 persen lahan tersebut merupakan perkebunan rakyat dan hanya tidak lebih dari 2,7 persen swasta dan 0,7 persen dimiliki negara. Mengingat sebaran area kebun kelapa banyak terdapat di luar pulau Jawa maka komoditas kelapa berpotensi menjadi penggerak pembangunan di daerah-daerah tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007