Singapura (ANTARA News) - Kesepakatan pembelian senjata yang ditandatangani Indonesia dan Rusia hendaknya tidak dipandang negatif bagi stabilitas kawasan, kata Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Rencana Jakarta untuk membeli alat-alat militer buatan Rusia akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara itu dan pada akhirnya memberi kontribusi bagi keamanan Asia Tenggara, kata pemimpin Malaysia itu, Selasa malam, dalam konferensi para pejabat eksekutif Forber Global. "Saya tidak melihat hal itu sebagai sesuatu yang mengandung kebijakan strategi negatif di Asia Tenggara," katanya menjawab pertanyaan wartawan. "Semua negara di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) ingin memperkuat kemampuan pertahanan mereka," kata Abdullah atau akrab disapa Pak lah. "Saya kira hal itu sangat penting, namun kita melakukan percobaan jenis senjata apapun. Saya tidak melihat sebagai sesuatu yang harus dikhawatirkan," katanya seperti dilaporkan AFP. Sesuai kesepakatan itu, yang ditandatangani pekan lalu saat kunjungan singkat Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia, Rusia menyediakan bantuan lunak senilai satu miliar dolar AS yang akan digunakan Jakarta untuk membeli helikopter, tank, dan kapal selam buatan Rusia. Malaysia dalam beberapa tahun terakhir ini memperkuat militernya dengan mengumumkan membeli kapal selam Perancis, sistem rudal Inggris dan Rusia, serta tank-tank Polandia, di samping peralatan militer lainnya. Australia juga telah mengatakan, pihaknya tidak merasa terancam dengan kesepakatan militer RI-Rusia tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007