Jakarta (ANTARA News) - Meneg PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta mengatakan pihaknya akan mengupayakan pembiayaan dari luar negeri, baik pinjaman maupun hibah, dengan menggunakan rupiah murni sehingga menghilangkan risiko nilai tukar. "Kemungkinan besar kita akan upayakan ke rupiah murni," kata Paskah di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan pihaknya sangat mempertimbangkan fluktuasi nilai tukar dalam menentukan jumlah pinjaman luar negeri yang dilakukan melalui mekanisme Daftar Rencana Prioritas Pinjaman dan Hibah Luar Negeri 2006-2009 (DRPPHLN) atau "green book". "Angkanya masih fluktuatif. Sekarang lagi di meja saya dan akan kami seleksi," kata Paskah. Ditambahkannya, jika memang pinjaman harus dilakukan dalam valuta asing, maka pihaknya akan menentukan titik stabil nilai tukar rupiah yang dapat dipakai dalam kurun waktu 2006-2009. "Artinya yang membutuhkan pembiayaan luar negeri harap bersabar, sebab kalau nanti terjadi perubahan kurs, itu akan berdampak pada perubahan rasio utang terhadap PDB," katanya. Ditanya tentang kemungkinan keengganan lembaga atau negara donor menggunakan rupiah muni dalam pembiayaan mereka, Paskah menegaskan proses negosiasi utang harus memperhatikan kepentingan dari kedua pihak, yaitu kreditur dan debitur. "Dulu itu mereka mendikte, harus melakukan ini, itu. Sekarang tidak begitu lagi. Semua harus dilakukan bersama-sama. Berdasarkan `Paris Declaration`, walaupun mereka mempunyai dana, mereka tidak boleh semena-mena di sini," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007