PMI yang kabur akan sangat rentan untuk dieksploitasi
Ningbo, China (ANTARA News) - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei membantu pemulangan seorang TKI Taiwan asal Indramayu, Jawa Barat, yang mengalami komplikasi stroke dan pernafasan akut.
Nenti Juniati diterbangkan dari Bandar Udara Internasional Taoyuan, Taiwan, Sabtu (17/11), dengan menggunakan pesawat Eva Air nomor penerbangan BR-237, demikian pernyataan tertulis KDEI Taipei kepada Antara di Ningbo, China, Minggu.
Dalam perjalanan pulang tersebut Nenti mendapatkan fasilitas khusus pelayanan medik darurat (EMS) dan didampingi staf KDEI hingga tiba di kampung halamannya.
Pekerja migran perempuan itu telah menjalani perawatan sekitar 14 bulan di Rumah Sakit Taoyuan hingga kondisinya stabil.
"Secara medis, Nenti telah direkomendasikan oleh tim dokter dapat dipulangkan. Rekomendasi medis ini yang paling utama," kata Kepala Bidang Ketenagakerjaan KDEI, Sri Indah Wijayanti.
Ia mengungkapkan bahwa Nenti sebelumnya bekerja sebagai perawat pasien. Namun dalam lima tahun terakhir dia kabur dari majikan.
Meskipun kehilangan hak-haknya karena berstatus TKI kabur, Nenti tetap dibantu oleh pemerintah Indonesia agar bisa pulang ke kampung halaman.
"Makanya jangan kabur. PMI yang kabur akan sangat rentan untuk dieksploitasi. Apa pun permasalahan yang dihadapi, masih ada pemerintah untuk mengadukan permasalahan," ujar Indah mengingatkan para TKI lainnya.
Pemerintah Indonesia menanggung biaya perawatan Nenti di Taiwan yang diperkirakan telah mencapai angka 2.000.000 dolar Taiwan atau sekitar Rp940 juta.*
Baca juga: Titiek Soeharto jenguk TKI yang lumpuh di Taiwan
Baca juga: Pemerintah bantu pemulangan WNI yang lumpuh di Taiwan
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018