Washington (ANTARA News) - "Pemimpin intelektual" al Qaida bukanlah Usamah bin Ladin, yang dianggap sebagai dalang serangan 11 September 2001, tapi wakilnya yang orang Mesir, Ayman al-Zawahiri, pemimpin intelijen AS mengatakan Selasa. Michael McConnell, direktur intelijen nasional, meremehkan pentingnya bin Ladin dalam satu wawancara dengan televisi ABC, menyebutnya "lebih sebagai pemimpin boneka ketimbang apapun lainnya". "Sesungguhnya, pemimpin intelektual sebenarnya Al Qaida bukanlah Osama bin Ladin, tapi pemimpin nomer duanya, Zawahiri, yang orang Mesir, yang merupakan perbedaan yang menarik." "Kebanyakan dari posisi kepemimpinan dalam al Qaida adalah orang Mesir, bukan Saudi, dan tentu saja bukan Usamah bin Ladin. Komentar McConnell itu tiba ketika pemerintah AS harus menjelaskan mengapa bin Ladin masih bebas berkeliaran enam tahun setelah serangan 11 September di gedung WTC dan Pentagon. Bin Ladin sendiri telah muncul ke permukaan pekan ini melalui rekaman video pertamanya dalam hampir tiga tahun, yang menunjukkan ia masih hidup sampai bulan lalu meskipun ada rumor ia mungkin telah sakit atau tewas. McConnell mengatakan pengejaran bin Ladin tetap merupakan prioritas tinggi, meskipun ada kesulitan dalam menemukannya. "Ia merupakan fokus nomer satu kita, sasaran nomer satu kita, dan jika kita dapat menemukannya kita dapat mengakhiri situasi ini," katanya kepada AFP. "Seperti saya sebutkan, daya kuda intelektual atau daya angkat intelektual dalam al Qaida dilakukan oleh Zawahiri dan menggesernya dari tempat itu ia akan masih dilihat sebagai seorang martir," katanta. "Kita perlu mengambil semua pemimpinnya: tidak hanya dua teratas itu, tapi 10 teratas atau 15 teratas," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007