"Kegiatan sengaja dilakukan di dua lokasi yang berbeda. Tujuannya untuk memecah kepadatan wisatawan pada libur akhir tahun, khususnya saat malam pergantian tahun," kata Kepala Bidang Ekonomi Kreatif dan Atraksi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Edi Sugiharto di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, dua kegiatan yang akan digelar pada libur akhir tahun tersebut akan lebih menonjolkan aspek kesenian, namun memiliki perbedaan yang signifikan, yaitu seni tradisional dengan seni yang lebih modern.
Namun demikian, lanjut Edi, kedua jenis pentas kesenian tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan hiburan kepada wisatawan yang diperkirakan akan memadati Kota Yogyakarta saat libur akhir tahun.
"Kegiatan yang lebih menonjolkan seni tradisional akan dipentaskan di Jalan Malioboro yaitu pentas gamelan yang digelar dua hari, 24-25 Desember. Kelompok yang tampil adalah kelompok kesenian dari wilayah. Kami akan seleksi dan dipilih penampil terbaik karena wilayah banyak memiliki kelompok gamelan," katanya.
Edi mengatakan, ide untuk menampilkan kesenian tradisional saat libur akhir tahun di Jalan Malioboro dilatarbelakangi oleh masukan dari wisatawan dan pelaku ekonomi di kawasan tersebut yang berharap agar kesenian asli Yogyakarta dapat meramaikan sekaligus memberikan hiburan kepada wisatawan yang menghabiskan libur akhir tahun di Yogyakarta.
Beberapa titik alternatif yang bisa digunakan untuk pentas gamelan di antaranya bisa dilakukan di kawasan Titik Nol Kilometer, depan kompleks Kepatihan, atau di depan Dinas Pariwisata DIY.
"Nanti akan kami koordinasikan lebih lanjut," katanya.
Sedangkan pentas kesenian di Pasar Seni dan Kerajinan Yogyakarta, XT-Square, akan lebih mengedepankan kesenian modern berupa pentas musik yang akan dimeriahkan oleh sejumlah artis asal Kota Yogyakarta. Pentas musik tersebut akan digelar tepat pada malam pergantian tahun, 31 Desember.
"Pentas musik ini sengaja digelar di XT-Square dengan harapan mampu menghidupkan Yogyakarta bagian selatan sekaligus memberikan hiburan ke masyarakat dan memberikan dampak pada peningkatan potensi ekonomi masyarakat di wilayah tersebut," katanya.
XT-Square dipilih untuk memecah kepadatan wisatawan saat malam perayaan pergantian tahun yang biasanya terpusat di sepanjang Jalan Malioboro dan Tugu Yogyakarta.
Ia menyebut, pentas musik tersebut lebih ditujukan pada segmen anak muda karena banyak wisatawan yang datang ke Yogyakarta saat libur akhir tahun adalah anak-anak muda sehingga Dinas Pariwisata menawarkan pentas tersebut.
Hingga akhir triwulan ketiga 2018, jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta tercatat sebanyak 3.089.664 orang dengan 266.556 di antaranya adalah wisatawan mancanegara.
Sesuai rencana strategis Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, target wisatawan pada 2018 adalah sebanyak 3.307.500 orang sudah termasuk wisatawan domestik dan mancanegara. Jumlah wisatawan ditargetkan terus meningkat dan hingga 2022 dapat mencapai 4.000.000 wisatawan.
Baca juga: Asita berharap "Jogja Heboh" jadi program berkelanjutan
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018