Dengan pendapatan itu, kaum milenial dapat berinvestasi secara patungan. Misalnya saja, patungan bertiga. Setiap bulan cukup mengeluarkan Rp3 juta per bulan. Kami menyediakan AJB dengan share kepemilikan dengan masing-masing nama
Bekasi (ANTARA News) – Hunian berupa apartemen yang terintegrasi dengan transportasi massal (transit oriented development) memberikan keuntungan tersendiri bagi kaum milenial.
Menurut Manager Biro Pemasaran PT Adhi Commuter Properti Djoko Santoso di Bekasi, Sabtu, apartemen memiliki kenaikan investasi sekitar 20-30 persen.
"Apalagi kalau sudah topping off,” ujar Djoko Santoso.
Menurutnya, kaum milenial memiliki rata-rata pendapatan sekitar Rp6 juta per bulan.
“Dengan pendapatan itu, kaum milenial dapat berinvestasi secara patungan. Misalnya saja, patungan bertiga. Setiap bulan cukup mengeluarkan Rp3 juta per bulan. Kami menyediakan AJB dengan share kepemilikan dengan masing-masing nama,” ujar Djoko.
Ia mengatakan Program LRT City, sebesar 30 persen diperuntukan bagi kaum milenial untuk memiliki hunian.
“Untuk harga apartemen Rp500 juta. Uang muka sekitar Rp50 juta. Nah, uang muka bisa dicicil sebanyak 24 kali atau per bulannya sekitar Rp3 jutaan. Setelah itu, baru KPR. Itu hitunganya murah banget,” imbuh Djoko.
Menurutnya, berinvestasi apartemen yang berdekatan dengan transportasi massal seperti LRT ini memiliki banyak keuntungan.
“Apartemen kami integrated langsung ke apartemen dengan jarak 0 KM. Ini saja belum ada pengembangkan kenaikan tanah saja sudah mencapai dua higga tga kali. Apalagi bila LRT sudah jalan, kami tidak bisa memprediksi,” tutur Djoko.
Ia menambahkan bahwa berkaca dari hunian serupa di Jepang.
“Apartemen di kota Tokyo yang lokasinya berdekatan dengan stasiun sekitar 60 menit saja, mininum harganya Rp3 miliar. Jadi, ke depan bisa dibayangkan berapa nilai investasinya dari apartemen ini,” kata Djoko.
Baca juga: Ini yang perlu diperhatikan sebelum membeli rumah atau apartemen
Baca juga: Ini faktor penting generasi milenial pilih kos atau apartemen
Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018