Bandung (ANTARA News) - Pada pembukaan Musrenbang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 di Grand Ballroom yang dilangsung di The Trans Luxury Hotel Bandung, Selasa (13/11), Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menitikberatkan program lima tahun ke depan dalam aspek pariwisata yang ada di Jawa Barat.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan pariwisata itu adalah pilihan yang paling mudah, paling murah, dan paling banyak menyerap pengangguran.
Menurut Emil, melalui pariwisata akan muncul kemandirian desa yang menjadikan Jawa Barat lebih maju. Ditambah dengan dukungan infrastruktur dari pemerintah pusat.
Sehingga diharapkan dengan adanya kesepakatan untuk menjadikan Jawa Barat Sebagai Provinsi Pariwisata dan tentunya akan meningkatkan sisi ekonominya.
Ia mengatakan salah satu caranya menjadi provinsi digital dengan segala kemudahannya, didukung oleh infrastruktur bagi kereta api dan kenderaan melalui jalan tol.
Gubernur Emil mengatakan selama lima tahun ke depan ini akan memprioritaskan percepatan pembangunan tiga ruas jalan tol di Jabar.
Ketiga jalan tol tersebut yakni tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), dan Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang dilanjutkan dengan Sukabumi-Cianjur-Padalarang.
Ada harapan besar disandarkan kepada tiga ruas jalan tersebut, salah satunya kepada Jalan Tol Cisumdawu.
Jalan tol yang akan dibangun sepanjang 61,6 kilometer dan memiliki terowongan (tunnel) sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.
Harapan tersebut ialah jalan tol ini bisa memecahkan kemacetan yang biasa terjadi saat arus mudik di Jalur Selatan Jabar dan juga diharapkan mampu meningkatkan potensi perekonomian di Jabar kawasan Utara dan Timur (Kabupaten Majalengka, Cirebon, Indramayu dan Kuningan).
Jalan tol yang pembangunannya rampung pada tahun 2019 ini, nanti akan menghubungkan tiga pusat pertumbuhan ekonomi antara wilayah DKI Jakarta, Bandung Raya dan kawasan Jabar Utara.
Di kawasan Pulau Jawa bagian barat, selama ini yang sudah terhubung dengan jaringan tol adalah Jakarta-Bandung via tol Jakarta-Cikampek-Cipularang dan Jakarta-Cirebon via Jakarta-Cikampek-Palimanan (Cipali).
Sementara untuk Bandung-Cirebon via Sumedang belum ada jalan tol, sehingga keberadaan jalan tol ini akan menghubungkan kedua daerah strategis itu.
Terhubung ke BIJB
Selain akan memajukan sektor perekonomian di Jabar bagian utara, Jalan Tol Cisumdawu yang sedang dibangun akan terintegrasi ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan Pemprov Jawa Barat sudah mengalokasikan anggaran Rp60 miliar untuk pembebasan lahan demi merealisasikan rencana integrasi Tol Cisumdawu menuju Bandara Kertajati.
Dia mengatakan dibutuhkan anggaran sekitar Rp60 miliar untuk membangun jalan akses Tol Cisumdawu ke Bandara Kertajati.
Usulan anggaran tersebut, kata Iwa, sudah bisa diusulkan untuk pembebasan lahan.
Iwa mengatakan pembangunan Jalan Tol Cisumdawu ditargetkan selesai pada Desember 2018, tak hanya akses di wilayah Jawa bagian Utara, tetapi juga akses jalan ke Bandara Kertajati.
Pembangunan tol ini, terdiri dari enam seksi, antara lain Seksi I Cileunyi-Rancakalong, Seksi II Rancakalong-Sumedang, Seksi III Sumedang-Cimalaka, Seksi IV Cimalaka-Legok, Seksi V Legok-Ujung Jaya, dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.
Pembangunan Cisumdawu, dikerjakan oleh pemerintah yang bekerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Secara rinci, Seksi I dan II dikerjakan oleh pemerintah, sedangkan Seksi III-VI diambil oleh BUJT.
Terowomg Kembar
Jika diresmikan, Jalan Tol Cisumdawu menjadi jalan tol pertama di Indonesia yang memiliki terowongan kembar.
Pembangunan terowongan bagian kanan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang berlokasi di perbukitan Kawasan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditargetkan bisa tembus pada November 2018.
Di dalam seksi dua pembangunan Tol Cisumdawu ini terdapat twin tunnels (terowongan kembar).
Terowong yang sebelah kiri sepanjang 472 meter sudah tembus seluruhnya dan tunnel sebelah kanan baru tembus 392 meter dan direncanakan tembus di akhir November 2018.
Iwa mengatakan sampai saat ini keseluruhan perkembangan pembangunan terowong kembar Tol Cisumdawu sudah mencapai 80 persen.
Artinya, terowong yang tembus itu sudah selesai kontruksinya dan memang pengerjaan terowong kembar ini yang paling berat dalam pembangunan Tol Cisumdawu ini.
Terowong Tol Cisumdawu ini, kata Iwa, bisa dikatakan sebagai terowongan terpanjang yang ada di Indonesia dan diameternya bisa untuk dilalui oleh dua mobil.
Jadi, kalau ada kiri dan kanan (terowongan Tol Cisumdawu) maka itu bisa dilalui empat mobil atau kendaraan.
Menurut dia, pembangunan seksi pertama Tol Cisamdawu sepanjang 12,02 km yang terbentang dari Cileunyi hingga Rancakalong, Kabupaten Sumedang saat ini sedang dalam proses pembebasan lahan.
Pihaknya berharap terhadap lahan IPDN dan beberapa lahannya lainnya sudah dilaksanakan proses pendetailan pengukuran, sekarang sampai ke lahan Rancakalong. Diharapkan pembayaran ini bisa diselesaikan di November dan Desember untuk seksi satu.
Selanjutnya untuk seksi dua fase satu Tol Cisumdawu sepanjang 6,35 km, perkembangannya sudah selesai 100 persen.
Untuk seksi dua Tol Cisumdawu yang memiliki panjang 17,05 km, ditargetkan pembangunannya bisa selesai pada Desember 2019
Kemudian, diharapkan target operasional seksi dua fase satu dan dua yang terbentang dari Rancakalong sampai Sumedang sepanjang 17 km, pada akhir Maret 2019.*
Baca juga: Terowongan kanan Tol Cisumdawu ditargetkan tembus November
Baca juga: Jasa Sarana perkuat penyertaan modal tiga jalan tol
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018