Cirebon (ANTARA) - Luas areal padi di Jawa Barat yang mengalami puso sampai saat itu sudah mencapai 16.000 hektar yang sebagian besar berada di wilayah Sukabumi dan Cianjur serta wilayah Pantura Jawa Barat seperti Cirebon, Indramayu, dan Karawang. Data itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar, Asep Abdie, usai membuka Temu Lapang Kelompok Tani Buah Gedong Gincu di Desa Seldong Lor, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Selasa. Angka itu melonjak tajam dibanding awal September 2007 yang tercatat hanya 9.000 hektar dan diduga karena sejumlah saluran irigasi mulai mengering akibat hujan yang belum merata turun di Jawa Barat. Namun ia mengungkapkan, musibah puso tersebut tidak akan mengganggu target produksi gabah kering giling (GKG) Jabar 2007 sebanyak 10,48 juta ton gabah kering giling karena wilayah yang kekeringan berada di luar lokasi proyeksi tanam Jabar dan target produksi gabah hampir tercapai. "Jika luasan areal puso mencapai 40.000 hektar lebih, maka barulah bisa mengganggu target produksi. Kita masih menunggu tetapi tampaknya tidak akan mencapai angka itu karena sudah banyak yang mendekati panen," katanya. Ia mengungkapkan, saat ini angka produksi tahun 2007 sudah mencapai 9,5 juta ton sehingga diperkirakan dengan areal panen gadu yang masih bisa selamat kemungkinan besar target produksi bisa tercapai. Ia mengakui, salah satu sebab banyaknya angka puso adalah keterlambatan tanam musim rendeng tahun lalu yang sampai mundur empat bulan sehingga petani tidak bisa mengejar sampai akhir musim gadu. "Kita masih untung mendapat musim kemarau yang basah, kalau tidak dipastikan angka puso lebih besar lagi," katanya. Ia juga mengungkapkan, luasan padi hibrida di Jawa Barat tahun 2007 mencapai angka sekitar 4.000 sampai 6.000 hektar dengan tingkat produksi sekitar 20 persen di atas rata-rata sehingga ikut menambah capaian produksi secara keseluruhan. Pada kesempatan sama Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Cirebon Ir Ali Effendi mengatakan, areal puso di Kabupaten Cirebon sudah mencapai 575 hektar atau naik hampir dua kali lipat dibanding dua minggu sebelumnya. "Areal yang terancam sebelumnya ada 8.000 hektar, namun sekarang sebagian sudah bisa diselamatkan dan hanya tinggal 4.000 hektar yang masih terancam dan hanya berharap dari suplai air Bendung Retang di Majalengka," katanya. Ia mengatakan, wilayah Cirebon akan menjadi lumbung padi potensial jika saja Waduk Jati Gede di Sumedang bisa segera diwujudkan sehingga tidak ada lagi kebanjiran saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007