Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui sidang itsbat (sidang penentuan) menetapkan awal Ramadhan 1428 H jatuh pada Kamis, 13 September 2007. Ketetapan itu dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Agama No 92 Tahun 2007 yang ditandatangani Selasa malam, 11 September 2007. "Hasil rukyat yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, dilaporkan tidak melihat hilal, karena posisi hilal masih di bawah ufuk," ujar Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni, di kantor Departemen Agama, Jakarta, Selasa (11/9). Sidang istbat yang digelar di Departemen Agama itu dipimpin langsung oleh Menag dihadiri Menkominfo Muhammad Nuh, pimpinan organisasi massa Islam antara lain, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Umar Shihab, Ketua PBNU Chotibul Umam, Sekretaris PP Muhammadiyah Goodwill Zubir, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Tarmizi Taher, duta besar negara sahabat, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Yoyoh Yusro, dan anggota Badan Hisab dan Rukyat Depag. Ketua Badan Hisab dan Rukyat, Mukhtar Ilyas yang menyampaikan hasil pemantauan di seluruh Indonesia, menyebutkan bahwa perhitungan data hisab yang dihimpun oleh Direktorat Jendral Bimas Islam dari 45 tempat pemantauan di seluruh Indonesia menyatakan bahwa ijtima akhir Syaban 1428H/2007 M pada Selasa, 11 September 2007 pukul 18.45, hilal masih di bawah ufuk. Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut di seluruh Indonesia, posisi hilal belum terlihat, ujar Mukhtar yang juga Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Depag. Berbeda tahun sebelumnya, sidang penetapan awal Ramadhan 1428 H ini, seperangkat alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang disiapkan Departemen Komunikasi dan Informatika dalam proses pencarian hilal yang dilakukan Selasa sore. "Depkominfo tidak dalam kapasitas ikut memutuskan, tetapi hanya sebagai mendukung, dengan membantu untuk bisa melihat hilal dengan bantuan TIK, keputusan tentang jatuhnya awal atau akhir Ramadhan sepenuhnya ada di Departemen Agama, " kata Menkominfo Muhammad Nuh. Menurutnya, selama ini hilal dilihat oleh perseorangan baik dengan mata telanjang ataupun dengan alat bantu teropong, yang kemudian orang-orang yang menemukan itu diambil sumpah. Namun kini dengan TIK, apa yang dilihat oleh perseorangan itu bisa dipancarluaskan dan dilihat oleh seluruh masyarakat, dengan mekanisme alat bantu teropong digital yang kemudian ditransferkan melalui website, dan bisa dipancarluaskan melalui televisi. Sementara itu Ketua Laznah Falaqiah NU, Ahmad Ghozali Masruri juga menyampaikan hasil rukyat yang dilakukan oleh NU dari seluruh Indonesia juga melaporkan tidak melihat hilal, sehingga menetapkan 1 Ramadhan jatuh Kamis, 13 September 2007. "Tim kami malam ini tidak melihat hilal, itsbat diputuskan pemerintah," ujarnya. Sekretaris PP Muhammadiyah Goodwill Zubir merasa bahagia atas pelaksanaan sidang itsbat, dan pada akhirnya semua satu suara tentang awal Ramadhan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007