Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak sembilan tim "rukyatul hilal" (melihat rembulan dengan mata telanjang untuk menandai pergantian kalender) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Timur, Selasa petang, gagal melihat "hilal" (rembulan usia muda pertanda awal kalender).
"Dari sembilan lokasi itu, ada satu lokasi di Pantai Serang, Blitar yang melakukan rukyat dalam cuaca cerah, sehingga sempat melihat matahari terbenam tapi tidak melihat hilal muncul, sedangkan lokasi lainnya terhalang mendung," kata Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar.
Didampingi Wakil Ketua PWNU Jatim H Sholeh Hayat SH memantau laporan tim rukyatul hilal NU Jatim, ia mengatakan NU Jatim sendiri dilarang PBNU mengeluarkan "ikhbar" (pengumuman) tentang hasil rukyatul hilal untuk memutuskan akhir Sya`ban atau awal Ramadhan yang berarti memulai puasa Ramadhan.
"NU Jatim dilarang mengeluarkan ikhbar seperti tahun-tahun sebelumnya, karena ikhbar dinyatakan sebagai hak PBNU, tapi kami akan tetap mematuhi Hasil Muktamar Situbondo bahwa NU akan mengawali puasa dengan rukyatul hilal, maka bila kami melihat hilal tapi PBNU menolak, tentu kami akan menggunakan alasan agama," katanya.
Hingga pukul 20.00 WIB, katanya, PBNU belum menerbitkan "Ikhbar Ramadhan", meski pun PW NU Jatim telah melaporkan hasil dari sembilan tim rukyat NU Jatim sejak petang.
"Kalau memang hilal gagal di-rukyat, puasa akan mulai Kamis (13/9). Jadi, Rabu (12/9) sudah mulai tarawih dan sahur," kata Ketua PWNU Jatim DR KH Ali Maschan Moesa MSi yang turut memantau laporan tim rukyat NU Jatim sambil menunggu `ikhbar` dari PBNU.
Sembilan lokasi rukyat NU Jatim adalah pantai Nambangan, Kenjeran, Surabaya; menara Masjid Agung Al-Akbar Surabaya (MAS), Bukit Condrodipo, Gresik; Tanjungkodok, Lamongan; pantai Serang, Blitar; pantai Plengkung, Banyuwangi; pantai Pasir Putih, Situbondo; pantai Glendong, Tuban; dan pantai Pacitan.
"Ada satu lokasi yang sebenarnya juga kira pakai rukyatul hilal yakni di pantai Ambet, Pamekasan, Madura, tapi hingga rukyatul hilal akan dimulai tidak ada koordinasi," kata Wakil Ketua PWNU Jatim H Sholeh Hayat SH.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007