Makassar (ANTARA News) - Realisasi penyaluran kredit untuk pembangunan rumah susun sederhana milik (Rusunami) hingga saat ini baru mencapai Rp89 miliar dari target penyaluran tahun ini sebesar Rp1 triliun. "Dari target 1.000 menara, hingga saat ini yang terealisasi baru mencapai Rp89 miliar untuk 3 menara," kata Dirut PT Bank Tabungan Negara (BTN), Kodradi di Makassar, Selasa. Ia menyebutkan, tiga tower rusunami itu adalah tower rusunami di Cawang Jakarta Timur dengan ketinggian 17 lantai. Sementara 2 tower lainnya di berada di Cengkareng dengan ketinggian 8 lantai. "Jumlah rusunami di Cawang dengan ketinggian tower 17 lantai sebanyak 731 unit rusunami sementara di 2 tower di Cengkareng sebanyak 789 unit rusunami," jelasnya. Ia menjelaskan, sebenarnya permintaan pembelian di Cengkareng sudah mencapai lebih dari 1.000 unit namun karena berdekatan dengan airport maka penyediaannya hanya mencapai 789 unit. Kodradi mengharapkan, 5 tower di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang saat ini masih dalam proses persiapan dapat segera direalisasikan. "Saya targetkan Rp1 triliun dengan asumsi rata-rata 1 tower itu Rp50 miliar sehingga totalnya 20 tower tapi sampai sekarang baru 3, dan 5 masih dalam proses yang antara lain menyangkut perijinan," jelasnya. Ia memperkirakan akan agak sulit merealisasikan target hingga Rp1 triliun selama 2007 karena waktu yang tersedia tinggal sekitar 4 bulan lagi. "Jadi karena rusunami kemungkinan belum tercapai maka terpaksa teman-teman saya suruh pindah ke rumah menengah atas yang biasa disebut KPR Platinum BTN," jelasnya. Meskipun agak tersendat, namun pihaknya mendukung konsep pengembangan rusun di kawasan perkotaan, di mana lahan makin terbatas sementara penduduk makin banyak sehingga bangunan harus ke atas. Kodradi menjelaskan, secara keseluruhan target penyaluran kredit selama 2007 BTN adalah Rp7,89 triliun. Dari jumlah itu sebanyak Rp1 triliun untuk Rusunami sementara lainnya untuk rumah sehat sederhana (RSH) dan tipe lainnya. "Untuk RSH target tahun ini 110.000 unit, hingga saat ini realisasinya mencapai 60.489 unit atau sekitar Rp2,19 triliun. Untuk yang non RSH realisasinya mencapai sekitar 24.000 unit," jelasnya. Mengenai subsidi pemerintah, Kodradi mengatakan, subsidi RSH selama 2007 mencapai Rp300 miliar, dan saat ini tinggal tersisa Rp1,1 miliar. "Jadi tinggal sedikit kan padahal target kita 110.000 unit, tapi untuk menjamin kepastian bagi pengembang dan masyarakat yang mau beli rumah, BTN akan tetap komit membaiayi RSH meski harus dengan modal BTN sendiri karena subsidi tinggal sedikit," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007