Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Teh Indonesia (ATI) menyatakan, potensi pengembangan teh spesial masih tinggi di Indonesia mengingat saat ini produksinya baru 20 persen dari total produksi teh nasional.
Ketua ATI, Insyaf Malik disela Temu Koordinasi Kehumasan Departemen Pertanian di Bogor, Selasa mengatakan, produsen teh nasional selama ini lebih banyak berkonsentrasi pada produksi teh biasa seperti teh hitam dan teh hijau.
"Bahkan dari total produksi teh Indonesia, produksi teh biasa hampir mencapai 80-90 persen," katanya.
Menurut dia, meskipun pasar teh spesial tidak terlalu besar namun konsumen rela mengeluarkan biaya berapapun untuk jenis teh khusus tersebut malahan kebutuhan konsumsi jenis teh tersebut di dunia meningkat 6-7 persen per tahun.
Dikatakannya, kecenderungan meningkatnya konsumsi teh spesial di pasar luar negeri terungkap setelah pertemuan International Tea Conference di Srilangka beberapa waktu lalu.
Srilangka, tambahnya, kini telah memproduksi teh spesial untuk mengisi permintaan pasar dunia yang masih sangat besar.
Negara konsumen sebagian besar berasal dari Rusia, negara di Timur Tengah, dan Jepang namun tidak disebutkan berapa jumlah kebutuhan dunia untuk komoditas teh spesial.
Data ATI menunjukan, produksi teh nasional pada tahun 2006 mencapai 167.881 ton meningkat dibandingkan tahun 2005 sebanyak 166.091 ton.
Dari jumlah tersebut, produsen teh nasional mengekspor teh sebanyak 95.339 ton pada tahun 2006 atau lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebanyak 102.000 ton.
Selama ini, lanjut Insyaf Malik, pemerintah dan produsen teh selalu menyatakan bahwa produksi teh nasional sudah melebihi kebutuhan nasional (oversuplly).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007