Untuk itu event seperti ini diharapkan pula bisa mendorong peningkatan kualitas dan standar kuliner kitaJakarta (ANTARA News) - Pameran "Sial Interfood 2018" yang akan digelar di JIExpo Kemayoran pada 21-24 November 2018 diharapkan mampu mendorong kebangkitan kuliner Indonesia sekaligus menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Tanah Air.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani Mustafa di Jakarta, Kamis, menilai penyelenggaraan pameran internasional makanan (international food exhibitions) seperti dalam event pameran Sial Interfood 2018 diharapkan mendorong kebangkitan industri kuliner Indonesia.
"Untuk itu event seperti ini diharapkan pula bisa mendorong peningkatan kualitas dan standar kuliner kita," katanya.
Penyelenggaraan Sial Interfood 2018 yang akan diikuti 1.000 peserta dan ditargetkan mendatangkan 75.000 pengunjung dari mancanegara itu tidak hanya sebagai event wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/Event), tapi juga sebagai event wisata kuliner yang ditargetkan mampu mendorong kebangkitan industri kuliner Indonesia dengan diiringi meningkatnya standar kualitas internasional.
Rizki Handayani Mustafa dalam jumpa pers penyelenggaraan pameran Sial Interfood 2018 menjelaskan kemajuan industri pariwisata nasional yang ditandai dengan meningkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang tahun ini ditargetkan 17 juta wisman dan 265 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) telah mendorong bangkitnya industri kuliner di Tanah Air.
“Industri kuliner kita tumbuh pesat. Di kota-kota besar dan kecil sekarang mudah ditemukan restoran maupun gerai kopi dengan sajian modern,” kata Rizki Handayani Mustafa
Pada kesempatan itu Rizki didampingi Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Vita Datau Messakh, chef William Wongso, pengusaha kuliner dan artis Titik Kamal, Daud Dharma Salim dan Kristine W Krista dari Krista Exhibition sebagai penyelenggara, dan pengurus GAPMMI.
Ia mengatakan kebangkitan kuliner akan mendongkrak semakin besarnya devisa dari industri ini yang mencapai 30 persen dari total pengeluaran wisatawan.
Chef William Wongso yang juga sebagai penasehat Tim Percepatan Wisata Kuliner mengatakan, belakangan ini terjadi pergeseran dalam industri kuliner dunia khususnya untuk citarasa dari Eropa ke kawasan Asia Tenggara. “Pergeseran ini karena cita rasa Eropa sudah mentok, sehingga perlu menggali cita rasa Asia Tenggara, termasuk dari Indonesia yang sejak dahulu kaya dengan citarasa rempah-rempah,” kata William Wongso.
Ia mengatakan banyak produk makanan kelas kaki lima yang justru diminati investor mancanegara untuk diangkat menjadi makanan internasional.
Sementara Kristine W Krista sebagai penyelenggara mengatakan, SIAL INTERFOOD 2018 sebagai event pameran internasional makanan, minuman, HORECA, jasa boga, dan bakery diharapkan semakin banyak diminati peserta dan banyak dikunjungi para pengunjung dari mancanegara.
“Penyelenggaraan pameran tahunan Sial Interfood ke-18 tahun ini akan diikuti 1.000 peserta dari mancanegara dari kalangan pelaku bisnis dari berbagai negara. Tahun lalu acara ini diikuti 900 peserta dari 33 negara dan 53.000 pengunjung dari 49 negara,” kata Kristine W Krista.
Pameran itu berkolaborasi berbagai organisasi dan asosiasi, para pakar, chef, praktisi di bidang kuliner, dan gastronomi bertaraf nasional dan internasional.
Selama pameran berlangsung juga diselenggarakan berbagai program antara lain SIAL Innovations yaitu program acara yang memberikan penghargaan tertinggi kepada peserta atas inovasi terbaik untuk produk makanan dan industri pendukungnya, seperti pengemasan dan container.
Produk Pemenang Sial Innovations akan dipertunjukkan dalam semua jaringan pameran SIAL INTERFOOD, dari Prancis, Kanada, India, Tiongkok, hingga Timur Tengah.
Selain itu kegiatan La Cuisine Competition dengan berkolaborasi World’s Chef dan Associations of CulinaryProffesionals (ACP) yang menjadi ajang pertemuan para profesional dalam bidang jasa makanan.
Pada kesempatan itu para koki bertaraf internasional akan mendemonstrasikan keahliannya, sekaligus akan berlangsung kompetisi memasak para koki profesional dari berbagai negara.
Pada 2017 ajang itu diikuti 312 peserta dan tahun ini meningkat hingga mencapai 600 peserta dari Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Bali, Batam, Penang, dan Perak (Malaysia).
La Cuisine Competition selalu menghadirkan perpaduan juri lokal dan internasional dimana pada SIAL INTERFOOD 2018, Grand Jury diketuai oleh Chef Michael Strautmanis dari Australia, memimpin anggota juri yang terdiri dari 10 chefs dengan WACS certified judge license, 21 chefs juri lokal, dan 11 chefs rookie judge dari Malaysia.
Berbagai pameran pendukung seperti "Seafood Show Asia" diselenggarakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Asosiasi Pengusaha Pengelolaan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia dan Vietnam Association of Seafood Exporters & Producers (VASEP), International Tea Expo, dan Cake Decorator Display oleh Comexposium.
Selain itu diselenggarakan Baking, Cake Decorating & Cooking, Tea Demo; seminar ‘Seafood Trade & Indonesia Cold Chain Challenges’; Workshop ‘3 Days Barista Regular Course’ oleh Franky Angkawijaya Founder & Director Esperto Barista Course; ‘Wine Masterclass’ oleh Hatten Education Center, dan member gathering GAPMMI dan AP5I.
Baca juga: Produk makanan tradisional Indonesia ludes di Laos
Baca juga: Bekraf ikuti pameran kuliner terbesar Asia Tenggara
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018