Denpasar (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie mengaku, dalam kunjungannya ke sebuah propinsi di Indonesia pernah didatangi sekelompok warga dengan membawa pisau, setelah mereka disuruh memusnahkan unggasnya yang positif terinfeksi flu burung ((aviant influenza/AI). "Imbauan untuk memusnahkan unggas yang terinfeksi Ai setahun dua tahun lalu itu tidak digubris warga, namun sekarang secara sadar mereka memusnahkan unggasnya yang tertular AI," kata Menko Aburizal Bakrie di Jimbaran, Nusa Dua, Bali Selasa. Ia mengatakan hal itu ketika membuka pertemuan bertaraf internasional khusus membahas flu burung (Government of Indonesia Meeting With International Key Partners on Avian Influensa) yang melibatkan 150 peserta dari sebelas negara. Hal itu berkat pengertian dan kesadaran masyarakat tentang arti penting kesehatan bagi semua, serta melindungi dan menangkal agar penyakit yang mematikan itu tidak semakin meluas. Untuk itu pemerintah menyediakan dana pengganti atas unggas-unggas yang dimusnahkan, dengan nilai rata-rata Rp 12.500 per ekor. "Berapapun unggas yang dimusnahkan karena diduga terinfeksi AI, pemerintah siap menggantinya sesuai ketentuan dan prosedur administrasi," kata Menko Aburizal Bakrie. Ia mengaku, kesadaran masyarakat yang mulai tumbuh terhadap anjuran dan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah, karena sebagian orang mulai cemas dan khawatir serangan virus AI menjadi pandemi influenza. Dengan berbagai langkah dan antisipasi yang telah dilakukan diharapkan penularan virus AI tidak meluas dari selama ini yang telah terjangkit pada 12 propinsi dari 33 propinsi di Tanah air. "Bali adalah propinsi yang ke-12 terinfeksi H5N1 dan telah merenggut dua korban jiwa. Mudah-mudahan dengan berbagai penanggulangan dan antisipasi penyakit itu dapat ditanggulangi secara tuntas," harap Menko Aburizal Bakrie. Menko Kesra Aburizal Bakrie ketua Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza didampingi Menteri Pertanian Menteri Pertanian Dr. Ir. Anton Apriyantono sempat mengadakan teleconference dengan masyarakat Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung yang selama ini menjadi proyek percontohan desa tanggap penyakit flu burung. Proyek percontohan yang dirintis sejak Nopember 2006 itu setelah sekitar 600 kepala keluarga dan 600 siswa dari berbagai jenjang pendidikan mengikuti kampanye resiko flu burung yang digelar Koordinator Kelompok Kerja Regional (KKR) Bali Prof Dr Ketut Suata. Lewat kampanye resiko flu burung dan pandemi influenza masyarakat menurut Kepala Desa Sedang I Made Puja Astra mengerti dan mengetahui bagaimana mengurangi resiko tertular penyakit flu burung. Desa percontohan tanggap flu burung sangat penting bagi Bali, mengingat pulau kecil yang padat penduduk juga memiliki ternak yang cukup banyak. Selain itu, juga lalu lintas ternak yang cukup padat sehingga menjadi faktor yang sangat memudahkan persebaran flu burung. (*)
Copyright © ANTARA 2007