Palembang (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Selatan mengungkap penyebab seorang sopir taksi daring tewas dan tulang belulangnya ditemukan pada Selasa (13/11) di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Kerangka tubuh manusia yang diduga adalah Sofyan (43), sopir taksi online yang menjadi korban perampokan diproses autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang oleh tim dokter forensik, Rabu.
Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan, dari hasil pemeriksaan awal diketahui pada kerangka tubuh tersebut ditemukan beberapa luka bekas benda tumpul, terutama di bagian tempurung kepala serta rahang sebelah kiri.
"Dugaan awal ini disebabkan karena pukulan benda tumpul yang sangat keras," kata Zulkarnain.
Dari penemuan ini, Kapolda mengatakan, sejatinya sangat berbeda dengan pengakuan tersangka Ridwan (45) yang kini telah ditangkap petugas.
Berdasarkan pengakuan Ridwan, korban hanya dijerat menggunakan tali serta tangan dan kaki Sofyan dipegangi oleh tiga pelaku lain. "Sangat berbeda dari keterangan tersangka Ridwan, nanti hasil autopsi akan dicocokkan lagi bagaimana cara pelaku menghabisi nyawa korban," kata dia.
Menurut Kapolda, meskipun baru 15 hari tewas namun jenazah Sofyan diketahui tanpa proses pembusukan. Hal ini lantaran para tersangka membuang tubuh korban di alam terbuka.
"Bisa saja karena korban dibuang di alam terbuka. Dugaannya seperti itu menurut dokter forensik, namun kami akan melakukan tes DNA terlebih dahulu untuk dicocokkan dengan keluarga korban," kata dia.
Sebelumnya, polisi berhasil menemukan lokasi pembuangan mayat sopir taksi daring (Grabcar) asal Kota Palembang bernama Sofyan (43) setelah 15 hari menghilang sejak Senin (29/10).
Sofyan diduga menjadi korban perampokan dan pembunuhan oleh empat pelaku. Para pelaku membuang mayat Sofyan di Desa Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas Utara, dari lokasi penemuan ditemukan tulang belulang kondisi tidak utuh.
Lokasi penemuan mayat Sofyan berada di area semak belukar kebun sawit antara Desa Muara Langkitan dan Kanan Dapun ,Kabupaten Musi Rawas Utara. Saat ditemukan, jarak tulangnya terpisah-pisah sekitar 4-5 meter.
Sebelumnya pencarian mayat Sofyan sempat terhambat karena pelaku yang sudah diamankan RD (42) mengaku tidak ingat lokasi tempat pembuangannya.
Sampai saat ini tiga pelaku lain masih belum menyerahkan diri dan polisi masih memburunya.
Baca juga: Pembunuh sopir taksi daring masih sempat sekolah sebelum ditangkap
Baca juga: Berkas dua pembunuh sopir taksi daring dilimpahkan ke Kejari Semarang
Baca juga: Polda ungkap pembunuh sopir taksi daring
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018