Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 630 Satuan Siaga Banjir dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat dikerahkan untuk mengantisipasi banjir pada saat musim hujan di Jakarta Pusat.

Petugas yang disebut dengan pasukan biru tersebut merupakan pekerja harian lepas (PHL) yang dikontrak setahun.

Pasukan biru sudah ada sejak tahun 1953, namun baru disebut pasukan biru pada bulan Maret 2016. Pasukan yang beranggotakan 630 orang tersebut memiliki tugas menjaga kebersihan selokan air dan mengangkut lumpur supaya tidak mampet yang mengakibatkan banjir.

“Jadi kalau di air itu (masalahnya) kompleks. Tiba-tiba hujan nih terus air mau masuk saluran nggak bisa karena ada kabel terus ada sampah. Jadi masalah bukan sama saluran air saja, sama manusia juga yang suka buang sampah dan pasang kabel nggak sesuai aturan,” jelas P. Junjung selaku PLH Kasie Pemeliharaan SDA saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Pusat, Rabu.

Junjung menambahkan 630 satuan siaga banjir dari Dinas Sumber Daya Air tersebut tersebar di delapan kecamatan yaitu Cempaka Putih, Gambir, Johor Baru, Kemayoran, Menteng, Sawah Besar, Senen dan Tanah abang, termasuk operator pompa 100 orang.

Menurut salah satu warga bernama Andre, pasukan biru sangat membantu warga.

“Sangat membantu sekali karena mengangkut sampah dan lumpur saluran air agar aliran air lancar dan tidak banjir,” kata Andre saat ditemui di sekitar Jalan Pangeran Jayakarta.

Pasukan biru sebelum bekerja melakukan apel pagi di halaman kantor walikota setempat pukul 07.00 WIB dan mulai berkerja dari pukul 08.00 WIB sampai siang hingga sore hari.


Penulis Rama Kundarsa*
(pewarta magang LPJA-BPJS Ketenagakerjaan)

Baca juga: Pemprov DKI siagakan 3.000 pasukan biru antisipasi banjir

Baca juga: Antisipasi banjir, pompa mobile dan rumah pompa disiapkan

Pewarta: Antara
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018