Tulungagung (ANTARA News) - Tim Buru Sergap Polres Tulungagung, Jawa Timur, Rabu, menangkap enam oknum pesilat yang diduga terlibat langsung dalam aksi pengeroyokan dua mahasiswa IAIN Tulungagung yang tengah berdiskusi di sebuah warung kopi.
Wakapolres Tulungagung Kompol Andik Gunawan mengatakan para pelaku ditangkap di tempat berbeda berdasarkan keterangan saksi yang mengenali beberapa oknum pesilat.
"Kami masih terus melakukan pengembangan kasus ini," kata Kompol Andik.
Ia mengatakan tidak menutup kemungkinan menangkap pelaku lain, sebab berdasarkan keterangan para korban dan saksi mata, pelaku mencapai belasan orang.
Enam remaja yang ditangkap saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka yakni AD, MZ,RC, MAP, MAY dan BFA.
Namun mereka belum ditahan mengingat dua di antaranya usianya masih di bawah umur.
"Kami masih melakukan pendalaman lagi apakah kelompok tersebut masih berhubungan dengan sebuah perguruan silat seperti yang ramai diperbincangkan," kata Andik.
Dari hasil pemeriksaan, para pelaku menganiaya secara spontan.
Motif penganiyaan ini juga masih didalami lagi oleh polisi.
Diduga pelaku tersinggung melihat salah seorang korban yang sedang mengenakan kaos dengan logo sebuah perguruan silat lain.
Jumlah pelaku penganiayaan ini diperkirakan masih akan bertambah lagi.
Hal ini dikarenakan polisi masih terus melakukan pengejaran, terhadap anggota kelompok yang terlibat aksi tersebut.
"Para pelaku ini kita jerat dengan pasal 170 KUHP dengan ancaman penjara lima tahun," katanya.
Insiden pengeroyokan itu terjadi pada Senin (12/11) siang.
Saat itu, sejumlah oknum pesilat yang diduga terlibat aksi pengeroyokan terhadap dua mahasiswa IAIN yang tengah melakukan kegiatan lapangan di salah satu pos keamanan lingkungan di daerah Plosokandang.
Berdasarkan keterangan saksi dan korban, pelaku berjumlah belasan orang.
Mereka yang ditengarai berasal dari salah satu perguruan silat sedang berkonvoi menggunakan kendaraan bermotor melintas di dekat delapan mahasiswa IAIN Tulungagung yang saat itu baru keluar dari kampus dan melakukan evaluasi lapangan.
Beberapa diantaranya mengenakan kaos berlambang sebuah perguruan silat.
Baca juga: Polisi: Penganiayaan tokoh agama di Kendal murni kriminal
Baca juga: Polres Tapin tangkap pelaku penganiayaan korban tewas
"Mereka pesan kopi di warung depan Poskamling," kata Andik.
Tak lama kemudian puluhan orang yang berkonvoi melintas wilayah tersebut.
Salah seorang di antaranya berhenti dan mendatangi korban. Pelaku lalu memaki korban dan memberi perintah untuk menyerang.
Korban yang jumlahnya kalah berusaha lari menyelamatkan diri.
Namun dua di antaranya Sania Fikhi (19) dan Arya Saputra (18) terkejar oleh para pelaku dan langsung dianiaya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018