Jakarta (ANTARA News) - Indonesia yang akan menjadi tuan rumah konferensi ke-13 Negara Pihak dari Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (Conference of Parties of the United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) akan membawa tujuh agenda dalam pertemuan tersebut. "Yang jelas ada tujuh point yang akan dibicarakan di UNFCC yaitu mengenai adaptasi, migitasi, CDM (Clean Development Mechanism), mekanisme finansial, pengembangan teknologi dan kapasitas, pengurangan deforestasi (perusakan hutan), serta pasca 2012 atau pasca Kyoto Protocol," kata Editor Review dari laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change)WG2 Daniel Murdiyarso di Jakarta, Senin. Menurut dia, sudah saatnya para pembuat kebijakan mengagendakan masalah adaptasi terhadap perubahan iklim yang sudah terjadi kepada masing-masing warganya. "Setelah melakukan proses adaptasi, kita harus melakukan sebuah mekanisme mitigasi yang merupakan respon ataupun penanggulangan pada masalah perubahan iklim itu," kata dia. Ia menganalogikan proses adaptasi dan mitigasi itu dalam sebuah gambar mengenai seorang pengendara mobil yang bersiap-siap menjalankan kendaraannya. "Memakai sabuk pengaman adalah proses adaptasi dari pengendara itu terhadap kondisi jalan, dan mengendalikan kendaraan dengan mengatur kopling ataupun gas serta rem adalah proses mitigasi pengendara mobil itu," ujar dia. Pembicaraan mengenai pengembangan teknologi dan kapasitas, ujarnya dalam konferensi tersebut bertujuan agar negara-negara maju yang dapat mengembangkan teknologi ramah lingkungan dapat mentransfer teknologi itu kepada negara berkembang lainnya. "Negara-negara peserta konferensi UNFCC yang mampu mengembangkan teknologi ataupun memberi bantuan pengembangan kapasitas berkewajiban untuk mendistribusikannya," kata dia. Tetapi tentu, lanjutnya, ada mekanisme untuk melakukan hal tersebut, karena untuk melakukannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Mekanisme pendistribusian teknologi termasuk peningkatan kapasitas itu kemudian akan dilihat dan dianalisis oleh sebuah expert group atau kelompok ahli agar benar-benar efektif untuk mengatasi masalah perubahan iklim itu," kata dia. Yang paling penting adalah, ujarnya, bukan hanya pada agenda pembicaraan itu, tetapi bagaimana menyampaikan isi pembicaraan itu kepada forum UNFCC. Konferensi UNFCC itu akan diadakan di Bali pada tanggal dua hingga 14 Desember 2007 mendatang yang juga diikuti oleh berbagai pengamat dari organisasi pemerintah ataupun nonpemerintah serta media. Pertemuan tingkat menteri rencananya akan diadakan pada minggu kedua dari konferensi tersebut yang akan menutup seluruh konferensi UNFCC itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007