Perjuangan kami saat itu tidak memandang suku, agama, ras maupun golongan tertentu. Kami cuma ingin negara ini maju, masyarakat sejahtera dan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan tanpa ancaman."

Manokwari (ANTARA News) - Salah seorang pejuang pembebasan Irian Barat Indah Suat meminta para elite politik terutama di pusat tidak mengembuskan isu yang dapat memecah belah masyarakat.

Ditemui di Manokwari, Rabu, Suat mengatakan perjuangan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang juga meliputi Papua dan Papua Barat bukanlah hal mudah.

"Untuk generasi yang lahir setelah masa perjuangan, kami cuma meminta tolong jaga persatuan dan seluruh nikmat kemerdekaan yang sudah ada ini. Kami tidak meminta anda membayar perjuangan kami," kata Suat.

Veteran yang tergabung dalam pasukan Tri Komando Rakyat (Trikora) ini khawatir terhadap situasi politik menjelang pelaksanaan Pemilu 2019.

Menurutnya beberapa oknum elite politik terutama yang berada di pusat belum bisa memanfaatkan perannya dengan baik dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Perjuangan kami saat itu tidak memandang suku, agama, ras maupun golongan tertentu. Kami cuma ingin negara ini maju, masyarakat sejahtera dan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan tanpa ancaman," kata dia.

Ia berharap partai dan seluruh elite politik mengambil peran strategis untuk mempersatukan seluruh masyarakat dari golongan, agama, suku dan ras apapun. Tidak justru memecah belah hanya demi memenangkan kandidatnya.

"Belakangan ini, sesama anak bangsa masih ada yang saling menghujat satu sama lain hanya untuk kepentingan politik dan lain sebagainya. Jangan seperti itu, berpolitiknya secara bijak," ujarnya.

Menurutnya, tidak sedikit nyawa melayang pada masa perjuangan mempertahankan NKRI. Kondisi bangsa saat ini kontraproduktif dengan jerih payah para pejuang.

Bahkan, lanjut dia, saat ini ada kelompok yang menyebarkan ideologi yang bertentangan dengan NKRI. Pemerintah diminta lebih tegas menyikapi persoalan tersebut.

Pewarta: Toyiban
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018