Washington/Paris (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang rekan sejawatnya dari Prancis, Presiden Emmanuel Macron, pada Selasa (13/11) dalam serangkaian cuitan yang menggarisbawahi hubungan antara dua pemimpin, yang sebelumnya bersahabat berubah menjadi renggang, hanya dua hari setelah kembali dari Paris.

Dalam lima cuitan pada hari sama saat para pejabat Prancis memperingati serangan-serangan teroris tahun 2015, Trump menyinggung sekutu kunci AS itu atas kekalahan yang hampir dialaminya dari Jerman dalam dua perang dunia, industri anggurnya dan tingkat penerimaan Macron.

Trump kembali ke Washington dari lawatan akhir pekan di Paris untuk merayakan peringatan ke-100 Perang Dunia Satu. Di kota tersebut, hubungan yang renggang antara presiden AS dan para sekutunya dari Eropa terlihat jelas.

Pada Selasa, Trump menolak peringatan-peringatan Macron soal ancaman nasionalisme, yang disampaikan dalam upacara mengharukan di Paris pada Ahad. Sejumlah pemimin dunia menghadiri upacara tersebut.

Trump, yang mendengarkan pidato dari jarak beberapa meter, telah melukiskan dirinya sebagai nasionalis dan telah menjanjikan kebijakan "Dahulukan Amerika".

Trump, pengembang properti serta mantan bintang acara realitas di televisi, mengatakan Macron memiliki "tingkat penerimaan yang rendah." Ia juga menuduh Prancis melakukan praktek-praktek dagang tak adil atas anggur serta menyerang liputan berita lawatannya.

Presiden AS menunjuk komentar-komentar yang dilontarkan Macron baru-baru ini mengenai perlunya Eropa melindungi dirinya sendiri, dengan mencuit "Adalah Jerman dalam Perang Satu dan Dua - Bagaimana Prancis menangani itu? Mereka mulai belajar Bahasa Jerman di Paris sebelum AS datang. Bayar untuk NATO atau tidak!?"

"Omong-omong tak ada negara yang lebih nasionalis daripada Prancis, orang-orang yang sangat bangga - dan memang seharusnya begitu!" tulis Trump di cuitan lain, mengakhirinya dengan "BIKIN PRANCIS HEBAT LAGI!"

Ia membela diri atas ketakhadirannya yang banyak dikecam di acara peringatan pada Sabtu, dengan mengatakan Dinas Rahasia AS telah melarang pergi ke tempat acara karena masalah logistik. Gedung Putih sebelumnya mengatakan pihaknya membatalkan kehadiran Trump dengan menyebut alasan cuaca buruk sehingga penerbangan yang direncanakan dengan helikopter dibatalkan.

Direktur Komunikasi Strategis Gedung Putih Mercedes Schlapp, sementara itu, mengatakan lawatan Trump ke Paris berlangsung positif.

"Jelas lawatannya sukses," ujar Schlapp kepada Fox News pada Selasa, dengan menyatakan Trump dan Macron "mengadakan pertemuan produktif" mengenai perdagangan dan NATO.

"Dia telah mengirim pesan kuat kepada sekutu kita di Eropa. Dan kami melihat beberapa perubahan dan sebagian positif datang dari para sekutu kita untuk membayar lebih kepada NATO. Kita perlu bantuan mereka," katanya.

Baca juga: Perempuan pengunjuk rasa bertelanjang dada potong iringan Trump di Paris
Baca juga: Pemimpin dunia upacara di Paris, tandai Perang Dunia Satu berakhir


Sumber: Reuters
Editor: Mohamad Anthoni

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2018