Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri beberapa saat sebelum menutup Rakornas di Jakarta, Senin malam menyatakan kesediaannya untuk bersaing maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden 2009.
Pernyataan Megawati tersebut, disampaikan di hadapan sekitar 16 ribu peserta dalam pidato penutupan Rakornas II PDIP yang kemudian disambut dengan tepuk tangan dari para kader.
"Apakah kalian siap memenangkan pertarungan (pilpres 2009)?" tanya Megawati yang langsung disambut spontan dengan suara gegap gempita "siap" berulang kali dari para peserta.
Menanggapi kesiapan Megawati, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Agustinus Clarus menyatakan seluruh kader siap bekerja untuk partai.
"Seluruh kader siap memenangkan pertarungan mencari sosok kepemimpinan nasional yang mampu mengangkat citra dan bangsa melalui pilpres 2009," katanya.
Dalam rapat Rakornas yang berlangsung dua hari Sabtu-Minggu (8-9 September 2007) pada butir 22 rekomendasi menyatakan, Rakernas II PDIP meminta kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati untuk maju dalam Pilpres 2009.
Akhir Rakernas II PDIP terdapat 22 poin rekomendasi yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal PDIP Pramono Anung. Melalui evaluasi selama Rakernas II, direkomendasikan berbagai hal sebagai berikut. Pertama, Rakernas II menilai kedaulatan politik, ekonomi, dan budaya saat ini menghadapi ancaman sangat serius.
Kedua, PDIP mengkhawatirkan menguatnya pragmatisme politik yang tidak dilandasi oleh ideologi. Ketiga, Rakernas PDIP menilai bahwa selama 2,5 tahun berjalan pemerintah telah gagal memenuhi janji perubahan.
"Meningkatnya APBN tiga tahun terakhir tidak diikuti dengan meningkatnya kualitas kehidupan dan ekonomi bangsa," kata Pranomo.
Butir keempat menyatakan, Rakernas II PDIP menilai pemerintah telah gagal mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok. Butir kelima, Rakernas menilai pemerintah belum berhasil meningkatkan harkat dan martabat rakyat kecil khususnya buruh, petani, dan nelayan.
Rekomendasi keenam dan ketujuh dari Rakernas yang berlangsung selama dua hari itu yaitu merekomendasikan untuk mengkaji ulang strategi pengentasan kemiskinan, dan menilai pemerintah belum berhasil menciptakan iklim investasi yang sehat dan kompetitif yang didasari oleh kepentingan nasional.
"Butir kedelapan Rakernas II PDI-P, mendekatkan penguatan diplomasi internasional untuk melindungi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Butir kesembilan, Rakernas berketetapan untuk menjadikan dirinya sebagai rumah besar kaum nasionalis," kata Pramono.
Kemudian, rekomendasi kesepuluh hingga ke-12 adalah pembahasan paket RUU Politik harus dalam kerangka memperkuat demokrasi Indonesia untuk memajukan pemerintahan yang efektif, kebijakan pemekaran wilayah harus didasarkan pada percepatan kesejahteraan masyarakat dan bukan didasarkan pada pandangan primordialisme, dan memerintahkan seluruh struktural partai agar mendirikan posko kemajuan rakyat.
Selain itu, butir ke-13 hingga ke-15 Rakernas juga merekomendasikan upaya pemberantasan korupsi, pemerintah harus serius menanggapi perubahan iklim global, dan menghormati keputusan Mahkamah Konsititusi terkait dengan diperbolehkannya calon perseorangan.
Pramono mengatakan, butir ke-16 rekomendasi tersebut yaitu mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyusun rencana pembangunan di Indonesia. Butir ke-17 dari rekomendasi tersebut yaitu PDI-P akan berusaha meningkatkan kesadaran berideologi keterampilan politik dan organisasi serta meningkatkan kualitas dan disiplin partai.
Sedangkan butir ke-18 dan ke-19 menyebutkan, PDI-P memutuskan agar seluruh kader partai melaksanakan program KTA (Kartu Tanda Anggota), kemudian memerintahkan seluruh kader partai untuk mengedepankan program pemberdayaan masyarakat.
Tiga butir terakhir yaitu ke-20 hingga ke-22, adalah mengembangkan organisasi sayap partai, menolak berbagai bentuk praktik uang, dan menegaskan kembali keputusan Rakernas I untuk mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai Capres pada tahun 2009.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007