Jakarta (ANTARA News) - Ledakan di laboratorium kimia gedung 71 Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Tangerang, Senin sore berasal dari tabung nitrogen. Menristek Kusmayanto Kadiman yang ditanya ANTARA News di Jakarta, Senin malam, mengatakan kejadian di gedung 71 itu dalam rangka ujicoba alat baru penelitian biofuel, tak ada hubungannya dengan nuklir. Disebutkan juga ledakan itu terjadi di luar batas kuning reaktor, sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan ada pengaruh radiasi nuklir dan semacamnya terhadap masyarakat. Reaktor nuklir disebutkan dalam situs Batan, ada dua fungsi, yakni pertama reaktor riset, yang digunakan untuk penelitian, pengujian bahan, pendidikan dan pelatihan serta memproduksi radioisotop bagi keperluan industri pangan dan kesehatan, dan kedua reaktor daya yakni reaktor nuklir untuk menghasilkan daya listrik. Indonesia baru memiliki tiga reaktor nuklir untuk keperluan riset dengan kapasitas kecil. Reaktor nuklir Batan di Serpong Siwabessy berkapasitas 30MW, reaktor nuklir di Bandung berkapasitas 2MW bahkan di Yogyakarta hanya 100KW. Pada reaktor riset yang diutamakan adalah pemanfaatan neutron dari reaksi nuklir, sedangkan pada reaktor daya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sedang direncanakan akan dibangun pada 2010, yang dimanfaatkan adalah uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi yang dihasilkan reaksi fisi untuk memutar turbin. Rencananya dua PLTN yang akan dibangun pada 2010 di Tanjung Muria, Jepara akan berkapasitas total 2.000MW.(*)
Pewarta:
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007