Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Taliban, Senin mengatakan pihaknya bersedia berunding dengan pemerintah setelah Presiden Hamid Karzai menawarkan perundingan dalam usaha untuk mengakhiri pemberontakan berdarah hampir enam tahun. Karzai membuat tawaran itu, Minggu, dengan aksi gerilyawan yang meningkat pada tingkat tertingginya akhir tahun ini, mengatakan perdamaian tidak bisa dicapai tanpa dialog. "Demi kepentingan nasional... kami siap sepenuhnya berunding dengan pemerintah," kata jurubicara senior Yousuf Ahmadi kepada AFP. "Kapanpun pemerintah secara resmi meminta untuk berunding, kami siap," katanya. Gerakan itu memiliki sejumlah syarat "terbatas" bagi satu pertemuan, tambahnya tanpa menjelaskan lebih jauh. Ahmadi mengatakan, Taliban bisa berunding dengan pemerintah Afghanistan sebagaimana yang mereka lakukan dengan para pejabat Korea Selatan menyangkut 21 sandera yang dibebaskan setelah beberapa kali perundingan. "Seperti perundingan yang kami lakukan dengan pemerintah Korea Selatan, kami dapat melakukan perundingan pada tingkat lebih tinggi apapun dengan pemerintah," katanya melalui telepon dari satu lokasi yang tidak diketahui. Seoul dikecam karena melakukan perundingan dengan "teroris-teroris" untuk membebaskan 21 pekerja sosial, yang ditangkap pertengahan Juli. Karzai berulangkali menawarkan perundingan-perundingan dengan Taliban, yang memerintah antara tahun 1996 dan 2001, dan ada rumor bahwa kontak sudah dilakukan. Tapi ia, Senin membantah bahwa "perundingan-perundingan resmi" sedang dilakukan dengan gerilyawan itu tapi mengatakan ia siap memulai dialog seperti itu jika dapat menemukan "alamat Taliban." Ahmadi mengatakan: "Jika mereka menginginkan alamat kami--- kami berada di kalangan masyarakat. Jika mereka jujur bagi perundingan itu, kami siap." Karzai juga pada hari Senin mengatakan faksi garis keras Hizb-i-Islami yang dipimpin mantan PM Gulbuddin Hekmatyar, yang memerangi pemerintah dan sekutu-sekutunya terpisah dari Taliban, menyambut baik untuk ikut dalam proses perdamaian. Jurubicara Hekmatyar, Mohammad Haroon Zarghoon mengemukakan kepada AFP bahwa sikap faksi itu tetap bahwa pihaknya hanya akan bertemu dengan pemerintah jika puluhan ribu tentara internasional di Afghanistan ditarik.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007