"Terkadang, penerima donasi kesulitan mendapatkan obat-obatan. GoApotik menggabungkan dua unsur itu yakni donasi dan keperluan pasien untuk obat-obatan dan alat kesehatan," ujar Head of GoApotik, Mohamad Salahuddin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Salahuddin mengatakan, program yang dia canangkan bekerja sama dengan platform penggalangan dana online KitaBisa.com.
Penerima donasi akan dipilih dan divalidasi oleh tim KitaBisa.com. Mereka yang akan memberi donasi tinggal membuka laman atau aplikasi GoApotik, lalu pilih penerima donasi. Tentukan salah satu paket donasi yang tersedia dan paket akan dikirimkan ke pasien.
Salahuddin mengatakan, tujuan program ini juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa belanja obat itu aman. Selama ini, kebanyakan masyarakat mengaku masih ragu dengan keaslian obat yang dijual secara online.
"Hasil survei pada 300 orang menunjukkan, 51 persen orang tidak pernah belanja obat online. Salah satu alasannya, 38 persen mengaku masuh ragu dengan keaslian obat yang dijual online," kata dia.
GoApotik yang berdiri sejak tahun 2016 bekerja sama dengan 400 merchant dan sudah ada di 13 kota di Indonesia. Obat-obatan terbatas dan jenis psikotropika tidak tersedia di sana.
Baca juga: Cak Budi dan fenomena penggalangan donasi online
Baca juga: Lazismu luncurkan media amal daring
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018