Jakarta (ANTARA News) - Partai Keadilan Sosial (PKS) sebagai salah satu organisasi politik tidak lagi mengumumkan awal Ramadhan, 1 Syawal maupun Idul Adha, mulai tahun ini. "Kita ingin agar umat Islam bersatu dalam pelaksanaan Puasa Ramadhan, Idul Fitri maupun Idul Adha," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada wartawan di Kantor DPP PKS di Jakarta, Senin. Menurut Tifatul, PKS menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada kadernya. Dia mengatakan bahwa PKS berharap agar pelaksanaan ibadah Ramadhan maupun hari raya dapat berjalan dengan khusuk dan khidmat. "Perbedaan yang sering diungkapkan beberapa organisasi massa Islam seringkali membuat umat menjadi bingung, dan hal ini juga tidak elok dilihat oleh penganut agama lain," katanya. PKS, lanjut dia, tidak ingin membuat keadaan menjadi semakin rumit, dan berharap agar umat dan bangsa Indonesia senantiasa berada dalam persatuan dan kesatuan. Tifatul menekankan bahwa PKS bukanlah wujud dari sebuah mazhab fikih sehingga PKS tidak terikat kepada salah satu bentuk aliran Mazhab, bahkan anggota maupun kader-kader PKS berasal dari berbagai macam latar belakang, baik NU, Muhammadiyah maupun Alwasliyah. "Jadi kami sudah terbiasa dalam suasana kemajemukan, dan tidak fanatik terhadap salah satu aliran maupun mazhab," katanya. Pada kesempatan itu dia juga mengimbau agar seluruh komponen umat dan organisasi Islam senantiasa mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan, memperkecil perbedaan dan mengurangi sikap yang menonjolkan perbedaan-perbedaan apalagi dalam hal-hal yang bersifat khilafiyah. "Apabila masih juga terjadi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadhan, 1 Syawal dan Idul Adha, maka agar tidak saling menyalahkan atau mencela pendapat satu sama lain," ujarnya. PKS, lanjut dia, juga mengimbau pemerintah khususnya Departemen Agama agar lebih berperan aktif dalam upaya meminimalisir dampak-dampak perbedaan dan mengimbau semua pihak untuk duduk dalam semangat islah dan musyawarah.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007