Bapak Jokowi dianggap santri, tidak tahulah. Saya tidak pernah dengar itu
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan tidak pernah mengetahui bahwa Presiden Joko Widodo pernah menjadi santri di Situbondo, seperti yang diucapkan Calon Wapres Ma'ruf Amin.
"Nah itu saya juga belum pernah dengar itu, Bapak Jokowi dianggap santri, tidak tahulah. Saya tidak pernah dengar itu. Tidak semua saya tahu," kata Wapres JK kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa.
Terkait pelabelan santri di masa kampanye Pilpres untuk meraup simpati calon pemilih, JK mengatakan hal itu bisa saja memberikan efek bagi pasangan calon peserta Pilpres.
"Ya tentu kan santri banyak, tentu ada juga efeknya, pastilah. Tapi kalau semua orang santri, mana mungkin semua orang santri; tidak juga kan," kata JK.
Pernyataan bahwa Jokowi pernah menjadi santri di pondok pesantren di Situbondo, Jawa Timur, diungkap oleh Ma'ruf Amin saat menghadiri sebuah acara doa bersama dengan ribuan santri dan ulama di Lebak, Banten.
"Jokowi itu ternyata santri dari Situbondo," kata Ma'ruf Amin di Lebak, Senin (12/11).
Pernyataan serupa kembali diucapkan Ma'ruf Amin di kediamannya di Menteng, Jakarta, Selasa. Ma'ruf mengatakan dia mengatakan hal itu setelah mendengar cerita dari salah satu kiai di Situbondo.
Menurut kyai tersebut, Jokowi memang tidak mondok namun mendapatkan ilmu agama. Ma'ruf sendiri mengetahui Jokowi sebagai santri saat dia bertemu dengan sejumlah kiai di Sukorejo. Dalam pertemuan itu, terungkap dari para kiai bahwa Jokowi ternyata santri di Situbondo dan belajar agama di Ponpes KH As'ad Samsul Ali.
Oleh karena itu, menurut Ma'ruf, Jokowi mencintai kiai dan santri sehingga dibuktikan dengan memilih cawapres yang berasal dari santri.
"Kita berdua sama-sama dari santri, jika Jokowi santri di Situbondo dan Ma'ruf Amin dari Tebuireng," ujar Ma'ruf.
Baca juga: Ulama dan santri Banten dukung Jokowi-Ma`ruf
Baca juga: Presiden lepas kirab dan jalan sehat santri
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018