Jakarta (ANTARA News) - Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A (K) menyebutkan bahwa orangtua mesti mencurigai bila sudah terlihat gejala gangguan ginjal pada anak.

"Tubuh mengalami pembengkakan. Mata dan kaki bengkak. Bengkak itu simetris antara bagian kanan dan kiri," ujar dr. Eka saat berbincang dalam acara "Kenali Gangguan Ginjal pada Anak" di Jakarta, Selasa.

Staf Divisi Nefrologi - Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM itu juga mengatakan bahwa adanya darah dalam urin, baik makroskopik (kasat mata) atau mikroskopik (tidak kasat mata), yang disebut hematuria.

"Terjadi peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) pada urin. Ini menandakan adanya infeksi," imbuh dr. Eka.

Dokter anak yang berpraktik di RS Premier Bintaro ini menambahkan bahwa terjadi proteinura, peningkatan pengeluaran protein melalui urin. Selain itu, terjadi penurunan produksi urin atau oliguria.

"Anak mengalami hipertensi. Namun yang patut diperhatikan adalah anak tetap diberikan obat agar mencapai nilai normal. Dan obat hipertensi tidak merusak ginjal," imbuh dr. Eka.

Dampak gangguan ginjal, sambungnya, adalah anak mengalami gangguan pertumbuhan, pucat, kelainan tulang, sesak, dan demam berulang.

"Pasien diharapkan datang lebih awal untuk mencegah anak menjadi gagal ginjal sehingga membutuhkan cuci darah. Lakukan pemeriksaan laboratorium, seperti darah lengkap, ureum, elektrolit, profil lipid, dan urin lengkap. Kemudian, pencitraan, yakni USG, CT-Scan, dan MRI, juga biopsi ginjal," ungkap dr. Eka.

Baca juga: Mengenal kasus ginjal pada anak

Pewarta: Anggarini Paramita
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018