Situasi tersebut menyebabkan dampak dalam bentuk penguatan dolar, kenaikan suku bunga internasional dari AS, dan perubahan harga minyak bumi
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus menjaga kewaspadaan dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang dinamis.
Dalam acara Penganugerahan Habibie Award Periode XX Tahun 2018 di Jakarta, Selasa, Sri Mulyani menjelaskan bahwa ekonomi global saat ini mendapatkan tantangan akibat normalisasi kebijakan moneter AS dan perang dagang AS-China yang menyebabkan ketegangan berbagai belahan dunia.
"Situasi tersebut menyebabkan dampak dalam bentuk penguatan dolar, kenaikan suku bunga internasional dari AS, dan perubahan harga minyak bumi," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Namun, Sri Mulyani juga menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia masih tetap mengalami pertumbuhan yang positif di tengah kondisi lingkungan ekonomi global yang penuh tantangan.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tetap konsisten di atas lima persen sampai dengan triwulan III-2018 dan inflasi juga terjaga di kisaran 3,5 persen.
Momentum pertumbuhan ekonomi yang meningkat diharapkan bisa meningkatkan kesempatan kerja dan menurunkan pengangguran.
Tingkat pengangguran terbuka menurut daerah pada Agustus 2018 tercatat sebesar 5,34 persen atau turun dibandingkan posisi Agustus 2017 yang sebesar 5,5 persen. Sementara penciptaan kesempatan kerja pada 2018 sebesar 2,99 juta.
Dengan momentum pertumbuhan yang inklusif, Sri Mulyani berharap kemiskinan dan kesenjangan juga bisa makin menurun.
"Kemiskinan 9,82 persen (per Maret 2018), pertama kali di bawah 10 persen, serta koefisien gini juga makin menurun dari 0,41 ke 0,38," kata dia.
Baca juga: Bappenas: Produktivitas rendah hambat pertumbuhan ekonomi tujuh persen
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018