Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Partai Keadilan Sosial (PKS) Tifatul Sembiring dan pemimpin Partai Fretilin, Timor Leste, Mari Alkatiri sepakat untuk meningkatkan komunikasi dan menjajaki peluang kerjasama antara ke dua belah pihak di masa mendatang. Hal itu terungkap dalam dialog antara kedua pemimpin partai itu di Kantor DPP PKS Jakarta, Senin sore, disela-sela kunjungan Mari Alkatiri ke Indonesia. "Tadi kita berdialog dan saya kira bagus-bagus saja bekerja sama antar partai dengan semangat membangun ke depan," kata Tifatul seusai dialog. Menurut dia, pada pertemuan pertama kali ini kedua belah pihak ingin meningkatkan komunikasi terlebih dahulu. "Pertama ini, kita mau komunikasi dulu, kita belum tahu maksud dari kerjasama. Belum ada pandangan kerjasama seperti apa, ya kita akan korespondensi dahulu," ujarnya. Saat ditanya mengenai adanya perbedaan ideologi antara kedua partai, Tifatul mengatakan semangat dari pertemuan itu adalah membangun sebuah dialog untuk menuju keadaan yang lebih baik. "Tadi, dia (Mari Alkatiri) juga mengaku bahwa ideologi partainya adalah sosialis dan rombongannya juga tidak semua muslim," katanya. Lebih lanjut Tifatul mengatakan bahwa menurut perkiraannya kedatangan Mari Alkatiri ke Indonesia kali ini selain untuk memberikan kuliah umum di Muhammadiyah juga guna menunjukkan bahwa Fretilin masih eksis sekalipun tidak berhasil menempatkan wakilnya di kursi presiden atau perdana menteri dalam pemilu Timor Leste beberapa bulan lalu. "Karena seperti kita tahu apapun juga pandangan Indonesia pasti akan berpengaruh pada kondisi politik di Timor Leste," ujarnya. Sementara itu ditemui di tempat terpisah Mari Alkatiri yang sore itu mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna merah mengatakan bahwa tujuannya menyambangi sejumlah organisasi dan partai di Indonesia adalah untuk melakukan dialog dan berbagi pengalaman serta memberikan penjelasan mengenai kondisi terakhir di Timor Leste saat ini. "Masyarakat Timor Leste yakin jika dapat menghadapi seluruh permasalahan yang saat ini terjadi, dan cepat atau lambat kami akan segera pulih dan menjadi sebuah negara yang normal," katanya. Mantan Perdana Menteri Timor Leste itu juga menjelaskan bahwa partainya menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak di Indonesia dan berupaya untuk meningkatkan komunikasi antar masyarakat kedua negara. Pada kesempatan itu dia juga mengatakan harapannya agar terjalin kerjasama yang baik antar muslim di kedua negara. Disebutkan bahwa saat ini dari 1 juta penduduk Timor Leste sedikitnya ada 3.000 orang yang beragama Islam. Muslim di Timor Leste menurut dia hidup dengan baik dan harmonis serta tidak pernah mengalami diskriminasi apapun bahkan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha ditetapkan menjadi hari raya nasional.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007