Pertandingan final tersebut sebenarnya merupakan sebuah partai adu gengsi karena sebagai juara dan runner-up, baik DKI Jakarta maupun Jawa Barat sudah dipastikan lolos ke Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) yang akan berlangsung di Papua pada September 2019.
Kemenangan tim putra tersebut merupakan balasan terhadap kekalahan rekan putri mereka dari Jawa Barat pada pertandingan sehari sebelumnya dengan skor 56-65, meski tim Ibukota asuhan pelatih kawakan Tjetjep Firmansyah itu sudah unggul sampai lima menit sebelum bertandingan usai.
Tim putra DKI Jakarta yang diperkuat beberapa pemain anggota tim nasional pada Kejuaraan Basket Pelajar Asia di Yogyakarta pada September lalu, di antaranya Hendrix Yonga dan Rivaldo Pua Dawe, hanya mendapat perlawanan ketat dari Jawa Barat pada babak pertama.
Tim asuhan pelatih Rifki Antolion itu sempat tertinggal dengan selisih empat angka di awal kuarter pertama sebelum kemudian menguasai pertandingan dan tidak terkejar sampai pertandingan usai.
"Memang dari awal kami sudah prediksi hasil pertandingan ini. Target utama kami sebenarnya bukan Popwil ini, tapi nanti di Popnas di Papua tahun depan," kata Rifki yang juga pelatih tim nasional Indonesia di Kejuaraan Pelajar Asia tersebut.
Meski tetap optimis dengan kekuatan mereka untuk mempertahankan gelar juara di Popnas Papua 2019, Rifki menyatakan bahwa ia agak merisaukan jadwal berlangsungnya pesta olahraga terbesar pelajar itu.
Menurut pria asal Batusangkar, Sumatera Barat itu, berdasarkan informasi dari panitia, Popnas Papua akan digelar pada September 2019 waktu tersebut membuat timnya akan kehilangan beberapa pemain.
"Pada September 2019 nanti, pemain yang sekarang kelas tiga SMA dan bergabung dengan tim dipastikan sudah tidak bisa ikut lagi karena mereka sudah lulus sekolah," katanya.
Sementara itu pada pertandingan untuk Wilayah III di tempat yang sama, pertarungan ketat dan menarik disuguhkan oleh tuan rumah Jawa Tengah yang melalui babak perpanjangan waktu menyerah 78-80 kepada DI Yogyakarta.
Pertandingan akhirnya dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu setelah skor imbang 71-71 sampai babak regular berakhir.
Pertarungan antara putra Jateng dan Yogyakarta berlangsung ketat dari awal sampai detik-detik terakhir dan sulit untuk meramal tim yang akan tampil sebagai pemenang karena terjadi susul menyusul perolehan angka dengan selisih tidak lebih dari dua angka.
Sebelum terjadi babak perpanjangan waktu, DI Yogyakarta sebenarnya berpeluang untuk menuntaskan perlawanan Jateng, tapi mereka gagal memanfaatkan lemparan bebas pada detik-detik terakhir.
Baca juga: Hujan deras ganggu pertandingan basket Popwil Solo
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018