Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengibaratkan kehidupan berbangsa yang harus saling membangun dan menghargai satu sama lain sama halnya sebagaimana harmoni dalam paduan suara.

"Suara sopran, suara tenor, suara bas, semuanya harus saling menghargai, enggak mungkin satu minta dominan terus-terusan, minta sopran minta bas enggak mungkin terus-terusan," kata Presiden Joko Widodo dalam acara Silaturahim Presiden RI dengan Panitia dan Pemenang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Tahun 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Senin.

Menurut dia, masing-masing elemen harus saling menjaga dan mengurangi ego untuk mendapatkan suara yang padu, harmonis, dan indah.

Ia mengatakan, dalam paduan suara juga semua dapat belajar tentang tenggang rasa.

"Dalam paduan suara kita banyak belajar tentang tenggang rasa, kita banyak belajar saling menghargai orang lain, saling membangun toleransi," katanya.

Presiden mengatakan, saat ini persatuan dan persaudaran itulah yang diperlukan bangsa Indonesia.

Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan pesan-pesan kerukunan, persaudaran, dan persatuan yang selalu digaungkannya kepada umat, masyarakat, dan rakyat Indonesia.

Ia berpendapat saat ini banyak masyarakat di Tanah Air melupakan fakta bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat beragam, berbeda agama, suku, adat, bahasa daerah, dan tradisi.

"Dan itu memerlukan sebuah pemahaman yang sangat agar aset terbesar bangsa ini yaitu persatuan, kerukunan, persaudaraan itu betul-betul bisa diresapi oleh masyarakat, bisa dipahami secara mendasar oleh masyarakat," katanya.

Ia menginginkan agar perbedaan-perbedaan yang ada jangan sampai menimbulkan intoleransi, ekstrimisme, menganggap dirinya yang paling benar itu merasuk kemana-mana dan akhirnya nantinya masyarakat merasa tidak rukun, tidak rukun itu akan sangat berbahaya," katanya.

Presiden Jokowi bersilaturahmi dengan panitia dan pemenang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Tahun 2018 di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 12 November 2018.

Kepala Negara mengatakan bahwa paduan suara juga dapat mengajarkan mengenai filosofi dari kerukunan yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Menurutnya, paduan suara mampu mengharmoniskan karakter-karakter vokal yang beragam menjadi sebuah kesatuan yang lengkap dan indah.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo.

Baca juga: Presiden ajak rakyat Indonesia jaga kerukunan
Baca juga: Presiden: jangan rusak persaudaraan karena beda pilihan
Baca juga: Presiden Jokowi kembali ingatkan kerukunan hadapi tahun politik
Baca juga: Jokowi: pemilu jangan sampai ganggu kerukunan

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018