Salah satu penyebab utama produktivitas rendah karena masalah transformasi struktural yakni sekitar 30 persen angkatan kerja berada di sektor pertanian
Depok, Jawa Barat (ANTARA News) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mengungkapkan produktivitas rendah telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi masih di bawah target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar tujuh persen.
"Diagnosis Bappenas menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi stagnan yang dialami Indonesia berkaitan dengan permasalahan produktivitas," kata Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Prijambodo dalam acara Indonesia Economic Outlook 2019 di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin.
Tingkat produktivitas Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara dengan ekonomi yang setara. Pertumbuhan produktivitas Indonesia juga tidak mengalami perbaikan setelah adanya krisis finansial di Asia.
Bambang menyebutkan bahwa salah satu penyebab utama produktivitas rendah karena masalah transformasi struktural yakni sekitar 30 persen angkatan kerja berada di sektor pertanian.
Permasalahan transformasi struktural tersebut dapat diatasi dengan penyediaan investasi yang berkualitas secara berkesinambungan terutama di tiga bidang, yaitu infrastruktur, mesin dan peralatan, serta sumber daya manusia (SDM).
Lebih lanjut, tambah Bambang, peran dari sektor manufaktur di Indonesia juga belum sebesar negara-negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Kinerja sektor manufaktur itu turut berdampak pada perdagangan internasional.
"Ekspor kita masih didominasi komoditas. Pada 1970-an, Malaysia dan Thailand juga menggantungkan komoditas untuk ekspor mereka. Sekarang, andil ekspor terbesar mereka adalah elektronik," kata Bambang.
Baca juga: Bappenas prediksi pertumbuhan ekonomi 2018 5,2-5,3 persen
Baca juga: Bappenas: manfaatkan teknologi untuk pertumbuhan ekonomi tinggi
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018