"Potensi alam yang melimpah yang dimiliki Brebes bagian selatan sedianya akan menjadi modal warga setempat untuk memekarkan diri dari wilayah induk Kabupaten Brebes," kata dia, di Semarang, Minggu pagi.
Ia, wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah IX (Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kota Tegal) adalah salah satu penerima piagam penghargaan dari Presidium Pemekaran Kabupaten Brebes karena turut mendukung pembentukan daerah otonomi baru di wilayah setempat.
Ia menilai Brebes bagian selatan mempunyai berbagai potensi yang tidak kalah dengan kabupaten lain, terutama jika dibandingkan dengan kabupaten di luar Pulau Jawa.
Salah satu hal yang dia contohkan adalah air bersih berlimpah di sana yang sumbernya saat ini mengairi wilayah Brebes dan Tegal.
Di Brebes bagian selatan juga terdapat potensi agrowisata Kaligua yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, kemudian sumber panas Bumi di Sirampog dan potensi alam lain.
Daerah otonomi baru yang direncanakan meliputi enam kecamatan, yakni Bumiayu, Salem, Bantarkawung, Paguyangan, Tonjong, dan Sirampog dengan calon ibu kota Kabupaten Brebes Selatan adalah Kecamatan Bumiayu.
Hal lain yang menjadi pertimbangan warga di enam kecamatan itu, lanjut dia, adalah faktor kondisi geografis. Misalnya, ketika mengurus keperluan yang mengharuskan mereka ke ibu kota kabupaten setempat (Kecamatan Brebes), jaraknya relatif jauh dengan waktu tempuh dua hingga 3,5 jam.
Warga Salem yang akan ke Ibu Kota Kabupaten Brebes, misalnya, menurut dia, jarak tempuhnya sekitar 111 km dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam, atau lebih cepat jika dari Salem ke Bumiayu yang waktu tempuhnya dua jam.
Anggota Komisi IX (Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan) DPR ini lantas menyebutkan beberapa indikator selain faktor geografis, yakni kondisi ekonomi, sosial, politik, aksesibilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, potensi pendapatan asli, dan kualitas sumber daya manusianya.
Pewarta: Kliwon
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018