Banjarmasin (ANTARA News) - Sepuluh siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diduga keracunan setelah menghirup gas karbon monoksida (CO) sehingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
Direktur Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura Topik Norman Hidayat di Kota Martapura, Sabtu, mengatakan pihaknya menerima 10 siswi SMP yang diduga keracunan itu sekitar pukul 06.30 Wita.
"Petugas langsung mengambil tindakan medis untuk menolong seluruh korban dan kondisi mereka sudah mulai membaik meskipun ada yang harus menjalani rawat inap dan terus diawasi," ujarnya.
Sebelum mendapatkan perawatan, korban keracunan gas itu menjalani observasi di ruang IGD untuk mengetahui kondisi mereka setelah menghirup gas CO yang menjadi racun bagi tubuh itu.
Setelah observasi diketahui kondisi masing-masing korban, yakni satu orang dalam keadaan gawat darurat dan sembilan lainnya dalam perbaikan klinis dengan kondisi yang stabil dan membaik.
"Satu orang harus menjalani perawatan intensif karena kondisinya dalam keadaan gawat, sedangkan sembilan orang lain masih dalam pengawasan dilihat dari keadaannya setelah dirawat," ujarnya.
Empat dari sembilan siswi jika dalam 2x24 jam kondisinya pulih maka diperbolehkan pulang dan lima pasien lainnya apabila kondisi tubuhnya dalam waktu 1x24 jam pulih, juga dibolehkan pulang.
"Seluruh pasien masih dalam penanganan dokter spesialis paru dr Hendra Agus Setiawan dan dilakukan tindakan oksigenisasi meningkatkan tekanan oksigen untuk mengeluarkan karbon monoksida," ujarnya lagi.
Sepuluh siswi tersebut terlalu banyak menghirup CO, gas yang memiliki daya ikat 200 hingga 300 lebih besar dari O2. Namun beruntung cepat dilarikan ke rumah sakit sehingga dapat tertolong.
Dokter spesialis paru RS Ratu Zalecha dr Hendra Agus Setiawan menjelaskan bahaya menyalakan dan menggunakan genset, kendaraan bermotor dan sejenis dalam ruangan tertutup karena menghasilkan CO.
"Efeknya bisa menyebabkan keracunan karena CO tidak berbau, berbentuk dan hampir sama O2. Jika mengalami gejala pusing, lemas, muntah segera keluar dari ruangan dan bawa ke rumah sakit," katanya.
Insiden keracunan yang menimpa 10 siswi itu terjadi saat mengikuti perkemahan di Bumi Perkemahan Lemdikada Sungai Ulin Banjarbaru, setelah mesin genset dinyalakan di tenda yang ditempati siswi tersebut.
Baca juga: Puluhan santri dirawat di RSUD Temanggung keracunan makanan
Baca juga: Keracunan makanan KLB terbesar kedua setelah difteri selama 2017
Baca juga: Dampak terburuk usai minum rebusan pembalut
Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018