Batam (ANTARA News) - Nona Singapura berlenggok perlahan, kaca mata hitamnya dibuka, dengan senyum tersungging ia mengerling puluhan perjaka Melayu. Dua bunga kuning dan merah terselip di antara rambut panjang sepinggul yang diikat ke samping ala penari Bali. Terkadang, delapan Nona Singapura memainkan beberapa helai rambut sambil menggoda para perjaka. Payung kertas warna-warni pun digunakan untuk memikat perjaka Melayu. Walhasil, delapan perjaka Melayu berhasil dirayu menaiki pentas Malay Arts Festival (MAF) 2007 untuk menari bersama. Nona Singapura, tarian kreasi Kabupaten Karimun berhasil mengundang gelak tawa penonton MAF yang digelar di Batam, akhir pekan ini. Adegan centil para penari yang melenggokan pinggul dan dada, ditambah pakaian "norak" yang memadukan baju kurung khas Melayu dengan kaca mata hitam dan payung warna-warni melengkapi kepribadian Nona Singapura yang "gatal" mencari perjaka Melayu. Para nona meliukan pinggul dan dada seperti penari dangdut. Namun, gerakan tangan tetap meliuk layak tarian Melayu lain. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau Wamin, Nona Singapura dikreasikan koreografer asal Karimun Mimi Kartika. Ia mengatakan seluruh tarian menggambarkan Nona Singapura yang mencari perjaka Melayu. "Para nona meninggalkan Singapura ke ranah Sumatera untuk memikat hati jejaka Melayu," katanya. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam bekerjasama dengan Dewan Kesenian Kota Batam meneyelenggarakan Malay Arts Festival 2007 yang diikuti sekitar 30 kabupaten/kota Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunai Darussalam. MAF yang diadakan di Sumatera Promotion Centre Batam itu berlangsung empat hari, 7-10 September 2007.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007