London (ANTARA News) - Sekitar 500 penonton memenuhi Ballroom Royal Festival Hall, Southbank, London, yang berada di pinggir sungai Thames, Sabtu malam menyaksikan wayang kulit semalam suntuk yang digelar untuk pertama kalinya di Kerajaan Inggris dan para penonton lesehan dilantai dengan disediakan bantal bantal plastik putih. Pagelaran wayang dengan lakon Babat Warnamata "The Building of The Kingdom of Amarta," dari cuplikan Mahabarata dengan dalang Ki Purbo Asmoro dari Indonesia dan sinden Suksesih didampingi sinden Esther Jene Wild dari Oxford diiringi gamelan Southbanks yang seluruh pemainnya warga Inggris membuat penonton tidak beranjak sampai pagi. Seniman asal Amerika Kitsie Emerson yang menetap di Jakarta, langsung menerjemahkan kisah Babat Warnamata kedalam Bahasa Inggris yang disampaikan dalang Ki Purbo Asmoro yang dipancarkan melalui dua layar televisi secara spontan tanpa naskah. Dalang Ki Purbo Asmoro dengan lincahnya memainkan wayang kulit dan bahkan dengan gurauan yang menyegarkan pertunjukkan seperti dalam "goro-goro" menarik pengemar wayang kulit yang datang tidak saja dari berbagai daerah di Kerajaan Inggris tetapi juga dari Austria, Jerman, Perancis dan Belanda. "Kitsie merupakan satu- satunya wanita di dunia yang bisa langsung menerjamahkan bahasa dalang kedalam sastra Inggris dari bahasa Jawa Kuno," ujar Ki Purbo Asmoro,untuk memudahkan penonton mengerti jalan cerita saat menyaksikan wayang kulit. Sebelum acara dimulai Jude Kelly dari bagian kebudayaan Southbank menyerahkan "Kayung" atau gunungan yang terdapat bendera Inggris Union Jack kepada Ki Purbo Asmoro menandai pagelaran wayang semalam suntik digelar di komplek Royal Festival Hall itu. "It`s wonderful," luar biasa komentar para penonton usai menyaksikan pertunjukan wayang kulit yang berlangsung hingga pukul 7 pagi Minggu itu dan memberikan aplaus yang cukup panjang kepada Ki Dalang Purbo Asmoro serta para pemain gamelan. "Akhirnya cita-cita saya untuk menampilkan pertunjukan wayang semalam suntuk di Royal Festival Hall ini kesampaian," ujar Alec Roch, orang pertama yang membawa gamelan di kerajaan Inggris. Diakuinya , keberhasilannya menampilkan pertunjukan wayang semalam suntuk adalah sebagai tanda memperingati berdirinya kelompok dan juga pusat gamelan di Inggris. "Selama setahun saya mempersiapkan acara ini," ujarnya menambahkan dengan bantuan seniman Rahayu Supanggah akhirnya pertunjukan wayang ini berhasil terlaksana. Sementara itu Diyan Leake dari Gamelan Oxford Society mengatakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini merupakan untuk pertama kali dan sangat menarik, apalagi dengan adanya dalang dari Indonesia. Diyan yang menetap di UK selama 27 tahun dan aktif di Gamelan Oxford Society selama 10 tahun mengakui perkembangan musik gamelan di Inggris berkembang pesat. "Biasanya ada pertunjukan wayang cuman paling lama dua atau empat jam," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007