Jakarta (ANTARA News) - Pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengkritik kinerja pemerintah dinilai hanya sekadar mengambil hati rakyat tanpa memberi arahan operasional dan kontekstual. "PDI Perjuangan sebagai oposisi sebaiknya memberi solusi alternatif, bukan hanya memberi catatan `pepesan kosong`," kata Sekjen Jaringan Nasional Andi Arif di Jakarta, Minggu. Sebelumnya, Megawati dalam pembukaan Rakernas II PDIP mengkritik pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selama tiga tahun ini belum menghasilkan sesuatu yang diharapkan rakyat. Menurut Andi, pidato Megawati adalah sekadar menyampaikan wacana yang sudah tidak kontekstual dan hanya digunakan untuk merayu rakyat yang pernah dikecewakan selama Megawati menjadi presiden 1999 - 2004. "Yang harus dilakukan Mega bukanlah sekedar pidato. Tetapi harus melakukan otokritik atau berkaca pada hasil yang telah dilakukan para kader PDIP. Apakah kader PDIP itu sudah melakukan tindakan yang berguna buat rakyat, atau sebaliknya sebagai elemen yang selama ini membuat rakyat terpuruk," kata mantan Sekjen Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) itu. Megawati, lanjut Andi, sebaiknya menyampaikan pidato yang berisi langkah-langkah yang akan dilakukannya untuk memperbaiki kondisi negara saat ini, dan bukan hanya mengkritik tanpa memberikan solusi. "Kalau hanya mengkritik, rakyat tidak akan percaya lagi karena PDIP pernah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan rakyat pada waktu Mega menjadi presiden," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007