Jakarta (ANTARA News) - Tim Pusat Inafis Mabes Polri mampu mengidentifikasi bayi perempuan berusia satu tahun tiga bulan bernama Kyara Aurine Daniendra korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 melalui tanda medis dan sidik jari telapak kaki.
"Dari sisi telapak kaki sidik jari kita ambil dan dapat data dari antemortem saat lahir di rumah sakit," kata Kasubbid Olah TKP Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri Kompol Suyamta di Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati Jakarta Timur, Jumat.
Suyamta mengungkapkan tim Inafis juga menerima surat kelahiran dari rumah sakit yang menjadi tempat lahir bayi itu dan susunan lengkap keluarganya.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Polri Sukanto Polri Brigadir Jenderal Polisi Musyafak menuturkan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengidentifikasi enam penumpang Lion Air termasuk bayi Kyara.
Musyafak menyebutkan lima orang penumpang Lion Air itu teridentifiksi melalui pemeriksaan DNA, sedangkan bayi Kyara dari hasil tanda medis dan sidik jari telapak kaki.
Berdasarkan hasil sidang rekonsialisi keenam penumpang itu yakni Muas Efendi Muas (laki-laki, 57 tahun) teridentifikasi melalui DNA, Murdiman (laki-laki, 46 tahun) teridentifikasi melalui DNA, dan Ambo Malibone (laki-laki, 36 tahun) teridentifikasi melalui DNA.
Kemudian, jenasah Darwin Haryanto (laki-laki), 51 tahun) teridentifikasi melalui DNA, Fendi Christanto (laki-laki, 46 tahun) teridentifikasi melalui DNA, serta Kyara Aurine Daniendra (bayi Perempuan, satu tahun tiga bulan) teridentifikasi melalui tes DNA dan sidik jari.
Sejauh ini, tim DVI dan dokter ahli forensik gabungan telah mengidentifikasi 77 orang penumpang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang Jawa Barat pada Senin (29/10) pagi.
Baca juga: DVI sudah periksa 626 sampel DNA korban JT 610
Baca juga: Kemenhub pelajari petunjuk operasional B737 max 8
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018