Sydney (ANTARA News) - Menlu Hassan Wirajuda mengatakan, setelah dideklarasikan hasil-hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) maka yang diperlukan terkait isu perubahan iklim (climate change) adalah langkah nyata dari negara-negara anggota untuk bersama-sama mengatasinya. "Kita berharap Konvensi PBB tentang Perubahan Iklim di Bali, Desember mendatang berhasil dan dengan begitu ada langkah nyata ke arah upaya menangani masalah perubahan iklim. Tindakan nyata itu sangat diperlukan," katanya di sela-sela KTT APEC Sydney, Minggu. Menurut Menlu, dalam KTT APEC tersebut Indonesia sebagai negara berkembang mengakui bahwa masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim merupakan hal penting, selain juga pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, katanya, Indonesia juga berketetapan untuk mengambil langkah dari sekarang terutama terhadap masalah "reforestasi" di Indonesia. Menlu juga menegaskan bahwa apa yang dihasilkan dalam KTT APEC terkait masalah perubahan iklim, pengamanan ketersediaan energi, dan pembangunan yang bersih, --yang merupakan isu-isu di luar isu ekonomi--tidaklah menyimpang dari tujuan awal didirikannya forum tersebut. Ia justru menilai akan agak aneh jika APEC yang beranggotakan 21 negara tidak membahas masalah perubahan iklim (climate change), karena Konvensi PBB tentang masalah tersebut akan diadakan di salah satu negara APEC (Indonesia) pada Desember 2007. "Selama ini forum di Uni Eropa maupun G-8 juga membicarakan bagaimana menangani climate change. Akan kelihatan aneh kalau sebelum Konvensi PBB, APEC tidak punya pendapat apapun," katanya. Terhadap masalah-masalah lain di luar isu ekonomi, kata Menlu, para anggota APEC mencoba membatasi pembahasan masalah lain seperti keamanan dan terorisme, serta lingkungan hidup, hanya pada dampaknya terhadap kerjasama perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik.Menyangkut hasil KTT APEC terkait isu perubahan iklim, Menlu mengatakan, deklarasi tentang masalah perubahan iklim itu telah disepakati tidak menggantikan bahasan pada forum utama di Bali, Desember 2007 mendatang. Indonesia, lanjutnya, memang mengusulkan dua hal dalam KTT APEC terkait dengan isu perubahan iklim yakni gagasan untuk melakukan pertemuan forestry eight yaitu delapan negara utama yang memiliki hutan tropis, yang akan dilaksanakan di sela-sela pertemuan majelis umum PBB akhir September 2007, serta gagasan soal pelestarian terumbu karang yang melibatkan enam negara. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007